Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perjamuan Sunyi

26 November 2017   22:20 Diperbarui: 27 November 2017   01:09 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tidak bisa melepaskan kepala
Kamu pun tidak relakan kepalamu
Sama-sama tergeletak di bundaran meja
Berbincang apa adanya tentang apa saja

Lemari es dan termos es menyaksikan
Aku dan kamu menjamu kesunyian

Dalam kepalaku tertera jejak-jejak
Dusun-dusun desa-desa kota-kota
Parit-parit sungai-sungai bendungan-bendungan
Sumur-sumur sendang-sendang
Laut-laut samudera-samudera

Dalam kepalamu manalah kutahu
Cuma cerita berceceran seperti mencret bayi
Muntahan balita mabuk memutar holahop
Semua tergambar pada matamu

Senyap merayap di taplak meja
Angin melengkapi malam lembab

Aku tidak sanggup mengusir sunyi
Kamu pun tidak mampu
Bibir meja menjampi-jampi agar suaraku
Suaramu mencari celah bincang

Aku tidak menemu satu huruf pun
Kamu gagal memungut kata-kata

Di bundaran meja terkapar dua gelas senyap
Hanya hening seperti dingin tubuh kaku pahlawan

*******
Kelapa Lima, Kupang, 26-11-2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun