Siapakah yang akan melihat dalam gelap gulita
Meraba hanya menjumpa beling duri
Tetapi perih selalu meledakkan gelak
Sejak semula mata dan terang itu senyawa
Risalah panjang paten pantang disanggah
Seperti sebatang pohon di tengah suatu taman
Terkepung dinding api menyala-nyala
Terang dan gelap itu seteru sejati
Serang-menyerang berebut ruang
Tusuk-menusuk tumpah kelabu
Siapakah yang akan melihat dalam terang benderang
Meredam serbuan sinar seperti hujan horisontal
Masih terbisik tetap senyawa
Senangkah mata pada terang telanjang bulat
Merengkuh sepenuh pelupuk melepuh
Biru meliuk di lapang terang seperti muda abadi
Biru meliuk di gerbang gelap seperti apakah lagi
Mata memecah deret risalah tetap pantang sanggah
Seperti membiar sebatang pohon semakin gondrong
Dinding-dinding api menghadang tanya tentang buah
Sebab semata-mata mata
Sampai seluruh putih merata
*******
 Kelapa Lima, Kupang, 10-11-2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H