Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjajal Tantangan Serius Menulis Cerita Anak-anak

2 September 2017   15:32 Diperbarui: 3 September 2017   00:26 1276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nah, ketika membaca pengumuman sayembara dengan segala batasan (kriteria atau ketentuan), saya belum tertarik untuk menanggapi pajangan Amien Wangsitalaja mengenai sayembara tersebut sejak 26 Mei. Saya justru ragu, apakah saya mampu menanggapi "tantangan serius" tersebut sehingga sampai akhir Juli (2 bulan) saya belum menyelesaikan satu cerita pun.  

Di luar "tantangan" itu, tentu saja, berkaitan dengan pekerjaan saya sebagai seorang arsitek. Kebetulan saya sedang menyiapkan diri, termasuk hal-hal administratif, untuk suatu pekerjaan di bidang arsitektur di luar Kalimantan karena krisis ekonomi masih sangat terasa di wilayah Kaltim.

Dengan segala pertimbangan, keraguan saya semakin meyakinkan untuk saya sebut "pantas" diragukan. Atau, bagaimana, ya, bahasa yang tepat untuk mengungkapkan suatu keraguan yang benar?

Oleh sebab situasi yang tidak pasti sedang saya alami, mau-tidak mau, saya harus menyiasati keseharian dan waktu-waktu saya lagi. Selain menunggu hal lain yang "mungkin" terjadi, saya pun mencoba menanggapi "tantangan serius" dari Kantor Bahasa Provinsi Kaltim itu.

Awalnya dengan menulis garis besar gagasan ceritanya. Itu pun masih saya perkirakan cerita yang datar-datar dan untuk satu naskah saja. Ya, sekadar menanggapi "tantangan serius", sambil menunggu "kemungkinan" dari hasil sebuah lomba puisi, dan persiapan kegiatan 17-an.

Agustus sangat erat kaitannya dengan kegiatan 17 Agustusan. Agustus 2017 suasana Indonesia masih panas mengenai Pancasila. Pada sebagian poin ke-3 dalam "Ketentuan Umum" sayembara tersebut juga tertera "mempertimbangkan keberagaman Indonesia, ramah lingkungan...".

Kebetulan tempat tinggal saya di Balikpapan, khususnya lingkungan sekitar RT kami, bertetangga dengan beragam SARA, bahkan ada tiga rumah ibadah yang berbeda, yaitu Masjid Baburrahman, Gereja Toraja, dan Pura Giri Jaya Natha. Maka, calon naskah cerita anak saya beri judul "Zaki dan Tomas Ikut Lomba 17 Agustusan".

Kebetulan juga keluarga kami pernah berlangganan Kompas. Sebagian edisi lamanya masih tersimpan di gudang keluarga yang juga bersebelahan langsung dengan meja tulis saya. Lalu saya mencari koran Kompas lama yang memuat cerita anak. Tentu saja bisa saya pergunakan untuk memberi pemahaman pada saya sendiri mengenai cerita anak dalam contoh yang nyata.

Berikutnya, mau-tidak mau, saya juga mencari contohnya melalui internet. Salah satunya adalah Majalah Bobo. Dan, saya langsung 'berlangganan' konten majalah anak-anak versi daring (online) itu.

Melalui internet saya juga mencari kelompok anak usia 10-12 tahun dan bacaan yang sesuai dengan kelompok itu. Sebab, batasan usia dalam sayembara tersebut adalah 10-12 tahun. Patokan angka usia berpengaruh pada cerita anak yang bagaimana atau seperti apakah yang sesuai. Sayangnya saya belum menemukannya.

Saya pun teringat pada sebuah buku koleksi saya, yang berkaitan dengan cerita anak. Saya mencari buku itu dalam peti plastik yang berisi buku-buku saya. Ya, ada. Buku Serba-Serbi Cerita Anak-Anak yang ditulis oleh Dra. Sugihastuti, M.S. (1996. Yogyakarta: Pustaka Pelajar), dan sekitar awal 2000 saya beli di Social Agency Yogyakarta seharga Rp.4.000,00.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun