Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menyampaikan Pemikiran Sederhana melalui Tulisan

14 Juli 2017   01:35 Diperbarui: 14 Juli 2017   06:20 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Terlepas dari kapasitas kecerdasan intelegensial (IQ) di bawah rata-rata alias idiot (0-29) atau jenius (140+), setiap orang memiliki pemikiran atau pendapat masing-masing mengenai apa saja. Entah dari dalam dirinya, kebiasaannya, ataupun situasi di luar dirinya. Mungkin singkat, kurang singkat, bahkan bertele-tele.

Setiap orang yang sudah tamat sekolah dasar (SD), tentunya, sudah bisa menulis, selain membaca dan menghitung. Terlebih setiap orang yang telah tamat perguruan tinggi, dengan syarat penting berupa skripsi atau tugas akhir. Tentunya juga, skripsi bukanlah sekadar suatu kumpulan kata tanpa data dan segala yang berkaitan dengan kaidah penulisan skripsi.

Proses berpikir tidak pernah berhenti setelah tamat pendidikan formal. Situasi di sekitar yang kini kian mudah disaksikan dengan indera apa adanya, baik sekitar yang nyata maupun situasi maya melalui layar kaca (serat optik), tidak jarang memancing pemikiran orang-orang yang menyaksikannya.

Pada pesatnya perkembangan  media informasi-komunikasi dengan maraknya peralatan mutakhir, tidak jarang, pemikiran pun selalu dipacu untuk beroperasi (bekerja), bahkan ketika bangun tidur hingga sekian menit sebelum tidur. Ketergantungan pada benda teknologi bernama gawai (gadget) cenderung sangat memacu kerja pikiran, dan meluapkan pemikiran entah apa saja.

Hal paling sepele yang terlihat adalah pada status media sosial,dan kotak komentar. Kata-kata berlimpah ruah bak banjir bandang, bahkan setiap saat. Dari yang sekadar "wkwkwk" sampai "segala isi dunia" secara panjang-lebar-tinggi. Nyaris semuanya berupa tulisan.

Sebenarnya, situasi dan eksistensi alat (gawai) bisa dimanfaatkan untuk melatih diri dalam penyampaian pemikiran melalui tulis-menulis. Tidak perlu panjang seperti tulisan ini. Cukup tiga alinea (paragrap). Alinea pembuka, isi, dan alinea penutup. Atau, bisa juga empat alinea, yaitu alinea pembuka, alinea referensi (semacam landasan teori), alinea isi (pendapat), dan alinea penutup (kesimpulan). Setiap alinea terdiri dari dua-tiga kalimat.    

Dengan sering berlatih, meski tulisan ringan atau tanggapan santai, tidak mustahil akan memudahkan kelancaran menyampaikan pemikiran, apalagi bagi seorang bergelar sarjana yang pernah menulis skripsi secara murni (tanpa kopi peist/copy paste). Selain melatih diri, juga pemikiran seseorang belum tentu asal-asalan. Melalui tulisan terstruktur secara sederhana, bisa jadi malah pemikiran sederhana itu berguna bagi pembaca.

Jadi, bagaimana? Ya, selamat mencoba.

*******

Panggung Renung Balikpapan, 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun