Saya tidak bisa menyarankan apa-apa mengenai TKI Ilegal dan TKA Ilegal sebagai alternatif solusi yang patut diduga berpotensi adil seadil-adilnya. Saya bukanlah siapa-siapa, selain seorang warga negara tanpa posisi tawar (bargainning position) dalam kebijakan bangsa-negara Indonesia. Pemerintah jauh lebih mampu memikirkan dan menyelesaikan segala persoalan terkait tenaga kerja itu.
Bagi saya pribadi, betapa benarnya jika saya memfokuskan diri pada pekerjaan atau kegiatan saya, dan berpikir mengenai kontribusi saya secara signifikan dan berkesinambungan untuk keluarga saya. Ada-tidaknya pekerjaan yang menghasilkan uang untuk saya dan keluarga saya, bukanlah karena sebelumnya saya telah menuntut pemerintah Indonesia memerhatikan kebutuhan hidup saya sekeluarga.
Prinsip saya, rezeki merupakan hak preogatif mutlak milik Sang Pencipta alias Sang Pemberi Hidup. Untung-rugi, kaya-miskin, atau mujur-sial adalah segala sesuatu yang selalu berada dalam kekuasaan Sang Maha Kuasa. Saya tidak patut menuntut apa-apa, kecuali menuntut diri saya sendiri bekerja sebaik-baiknya dengan sepenuh integritas saya.
Begitu saja? Iya, begitu saja. Mudah, dan sederhana, ‘kan?
*******
Panggung Renung, 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H