Mohon tunggu...
Gusnita Ayu Annisa
Gusnita Ayu Annisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Salah satu mahasiswa ilmu kesehatan masyarakat yang mengembangkan upaya kesehatan bersumber dari masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN UM Tanamkan Pentingnya Pola Asuh dan Pantau Tumbuh Kembang Anak Untuk Cegah Stunting

14 Desember 2023   21:17 Diperbarui: 14 Desember 2023   21:49 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Penyuluhan Pengasuhan Anak di Pos Anting Desa Manggis. Dok: Tim Dokumentasi KKN UM)

Pada Rapat Kerja Nasional BKKBN, Kementerian Kesehatan umumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) terkait prevalensi stunting di Indonesia yang turun dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi 21,6% pada tahun 2022. Sementara itu, sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) prevalensi stunting harus di angka kurang dari 20%. Pemerintah telah menargetkan penurunan angka stunting menjadi 14% tahun 2024, dengan penurunan sebesar 3,8% per tahunnya. 

Angka stunting di Kabupaten Kediri pada bulan Februari 2023 berada di angka 9,2%, dibandingkan pada tahun 2021-2022 sudah mengalami penurunan dari 13,55% menjadi 10,23%. Sedangkan, kejadian stunting di Desa Manggis Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri terhitung pada bulan Oktober tercatat 50 kasus yang terdiri dari 39 balita dan 11 baduta dengan persentase sebesar 10,5%.

Dalam rangka turut serta agar tercapainya target program pemerintah pada percepatan penurunan angka stunting di Indonesia, Kamis (26/10/2023), Mahasiswa Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Malang yang tergabung dalam kelompok KKN MBKM BKKBN Peduli Stunting mengadakan penyuluhan pola asuh anak dalam upaya mencegah stunting pada ibu hamil KEK dan orang tua balita di Pos Anting (Pos Anti dan Cegah Stunting) Desa Manggis, Kec. Puncu, Kab. Kediri. Kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 09.00-11.30 WIB bertempat di Balai Dusun Desa Manggis yang dihadiri sekitar 40 peserta dan diawali dengan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan LILA oleh ibu hamil, baduta dan balita. 

Kemudian acara dilanjutkan dengan penyampaian materi mengenai jenis dan pola pengasuhan anak, kebutuhan dasar tumbuh kembang anak, peran dan tanggung jawab orang tua sebagai pengasuh utama, konsep diri orang tua yang positif, pengasuhan ayah terhadap pembentukan karakter, serta kiat membangun komunikasi efektif dengan anak. 

Perlu diketahui bahwa pola asuh dan pola makan juga merupakan salah satu penyebab masalah stunting, sehingga pola asuh perlu diperhatikan karena balita yang kekurangan gizi akan mengalami penurunan imunitas, kecerdasan dan produktivitas serta adanya gangguan pertumbuhan. Dengan terselenggaranya kegiatan ini dan melihat antusiasme peserta, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan praktik para orang tua terkait pengasuhan anak yang tepat.

(Penyuluhan Pengasuhan Anak di Pos Anting Desa Manggis. Dok: Tim Dokumentasi KKN UM)
(Penyuluhan Pengasuhan Anak di Pos Anting Desa Manggis. Dok: Tim Dokumentasi KKN UM)
dokpri
dokpri

Tidak hanya berfokus pada penyuluhan tentang pola asuh saja, tetapi dilakukan juga pemantauan tumbuh kembang bayi, balita, dan anak pra sekolah di 7 posyandu Desa Manggis selama 3 bulan mulai dari September hingga November tahun 2023. 

Berdasarkan pengukuran dan pendataan antropometri yang telah dilakukan pada bulan September dengan mengambil salah satu kasus pada balita A dengan berat badan 8,6 kg dan rentang berat badan usia 2 tahun ialah 9-13 kg maka balita A berada di bawah standar usianya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan tumbuh kembangnya dan mengetahui kondisi kesehatannya serta status gizi. 

Dari pemantauan tersebut, terjadi kenaikan berat badan menjadi 10,4 kg pada bulan Oktober dan mengalami kenaikan kembali pada bulan November menjadi 10,6 kg sehingga mencapai standar sesuai usianya. 

Pemantauan merupakan bagian dari kegiatan pelayanan kesehatan yang berguna agar anak bertumbuh dan berkembang optimal, selain itu orang tua dapat mengetahui secara dini adanya gangguan untuk segera ditindaklanjuti. Jika masalah pertumbuhan tersebut tidak terdeteksi serta tidak diintervensi akan menyebabkan efek jangka panjang yang dapat menurunkan kualitas hidup anak.

Program-program yang telah dilaksanakan tentu memerlukan adanya evaluasi dan perbaikan terkait pelaksanaan di masa yang akan datang. Hal ini agar intervensi program dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap pencegahan dan penurunan angka stunting.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun