Mohon tunggu...
Gusnia Devianti
Gusnia Devianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

BACA NOVEL

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Bank Sentral dalam Megatasi Krisis Likuiditas

13 Oktober 2024   01:47 Diperbarui: 13 Oktober 2024   01:51 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Krisis likuiditas adalah kondisi dimana lembanga keuangan,seperti bank komersial,mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya akibat kekurangan dana tunai.Ketika krisis likiuiditas terjadi,dapat memicu ketidakstabilan dalam sistem keuangan yang lebih luas.Untuk mengatasi  masalah ini,Bnak sentral memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas keuangan  dan ekonomi secara keseluruhan.

Bank Sentral adalah lembanga keuangan yang memiliki tanggung jawab utama untuk mengatur dan mengawasi sistem moneter disuatu negara atau Kawasan.Bank sentral memiliki berbagai  fungsi yang mencakup pengedalian inflasi,pengelolaan Cadangan devisa,dan stabilitas nilai tukar.

Likuiditas mengacu pada kemampuan suatu aset untuk diubah menjadi uang tunai dengan cepat dan tannpa kehilangan nilai yang signifikan.Likuiditas juga menujukkan kemampuan suatu Lembaga keuangan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa harus menjual asetnya dengan harga rendah.

Krisis Likuiditas terjadi Ketika  bank atau Lembaga keuangan tidak memiliki cukup uang tunai atau aset likuiditas untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya,seperti pernarikan dana oleh nasabah atau pembayaran utang kepada pihak lain.Krisis likuiditas sering kali dipicu oleh beberapa faktor seperti penurunan kepercayaan pasar,kegagalan Lembaga keuangan,atau gangguan ekonomi yang signifikan.

Bank Sentral bertindak sebagai "Lender of last resort" atau pemberi pinjaman terakhir bagi Lembaga keuangan yang menghadapi kesulitan likuiditas.Langkah ini bertujuan untuk mencegah kebangkrutan Lembaga keuangan yang dapat menyebabkan dampak sistemik pada ekonomi.

Pemberian likuiditas darurat biasanya dilakukan melalui mekanisme seperti REPO (Repurchase agreement) atau fasilitas diskonto.Dengan menyediakan pinjaman likuiditas darurat,bank sentral dapat mencegah kepanikan pasar dan menjaga kepercayaan investor terhadap sistem perbankan.

Bank sentral dapat menurunkan suku bunga untuk mendorong bank-bank komersial meminjam lebih banyak uang dan meningkatkan likuiditas dipasar.Suku bunga yang lebih rendah juga dapat meningkatkan kegiatan investasi dan konsumsi di ekonomi,yang dapat membantu memulihkan pertumbuhan ekonomi.

Penurunan suku bung aini berfungsi untuk  menstimulasi pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kepercayaan dalam pasar keuangan,yang pada gilirannya dapat mengurangi tekanan likuiditas pada Lembaga keuangan.Ketika krisis likuiditas berdampak pada nilai tukar mata uang suatu negara,bank  sentral dapat melakukan  intervernsi dipasar valuta asing untuk menstabilkan nilai tukar.Intervernsi ini dapat dilakukan dengan cara menjual Cadangan devisa untuk meningkatkan nilai mata uang atau mebeli mata uang  asing untuk mencegah depresiasi lebih lanjut.Stabilitas  nilai tukar  mata uang sangat penting dalam menjaga kepercayaan investor asing dan mencegah perlarian modal yang dapat memperburuk likuiditas.

Pada saat krisis moneter asia tahun 1997-1998,Bank idnonesia mengambil peran penting dalam menstabilkan sistem perbankan negara.Bank Indonesia memeberikan fasilitas likuiditas kepada bank-bank yang mengalami kesulitan dalam melakukan intervernesi di pasar valuta asing untuk mempertahankan stabilitas rupiah.Meskipun langkah-langkah ini  tidak sepenuh nya  menghilangkan krisis,interverensi yang dilakukan oleh bank indonesia membantu meredam dampak buruk dari kegagalan perbankan yang lebih luas dan mempercepat pemulihan  ekonomi pasca  krisis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun