Mohon tunggu...
Gus Negara
Gus Negara Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Finger Crossed, Sejarah dan Lintas Budaya

28 Februari 2018   02:48 Diperbarui: 28 Februari 2018   02:54 10321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

I. Pendahuluan

Setiap hari kita berkomunikasi dengan sesama, pesan yang disampaikan tidak hanya dalam bentuk verbal, tetapi juga dalam bentuk non verbal. Pesan-pesan non verbal tersebut dapat berupa ekspresi raut wajah (pesan fasial), gerakan tubuh (pesan gestural), dan keadaan postur tubuh kita(pesan postural). Pesan gestural adalah salah satu yang akan dibahas lebih dalam di tulisan ini. Pesan gestural termasuk kedalam komunikasi visual, yang memungkinkan sebuah pesan dapat bersifat rancu dan membutuhkan konvensi dan lingkup referensi yang sama(Bangsa, 2014).

Contohnya orang-orang Itali dalam budayanya sering menggunakan simbol-simbol pada tubuh untuk menegaskan suatu ekspresi dan untuk mempermudah mereka menyampaikan pesan secara singkat dan cepat, untuk mengekspresikan sebuah pertanyaan seperti "apa", "mengapa", "bagaimana" mereka akan menguncupkan kelima jari kearah atas dan menggerakannya naik turun, atau untuk mengekpresikan sebuah acceptance, mereka akan menggabungkan jari telunjuk dan jempol, lalu membentuk sebuah lingkaran dan ketiga jari sisanya dibuka, tetapi ekspresi acceptance tersebut jika digunakan di Jepang akan memiliki arti yang berbeda, yaitu "uang". Tidak hanya Itali, masyarakat Amerika juga banyak menggunakan simbol pada tubuh untuk mengungkapkan ekspresi mereka, seperti mengacungkan jari tengah dan jari telunjuk saat berfoto di depan kamera yang berarti peace/victory, tetapi jika gestur tersebut jika  dilakukan di Inggris maka artinya adalah sebuah umpatan (f*ck you). Semua hal diatas adalah bagian dari komunikasi visual, yang dapat bersifat rancu.

Terlepas dari penggunaan simbol-simbol seperti mengacungkan jari tengah dan telunjuk, ekspresi acceptancedari orang Itali, simbol-simbol yang digunakan tubuh tersebut sudah banyak dikenal oleh orang Asia, khususnya orang Indonesia. Terdapat satu gestur yang sering digunakan orang-orang di negara english speaking country dan masih jarang diketahui oleh orang Indonesia yaitu Finger Crossed. Ketidaktahuan ini dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh saya terhadap 50 orang mahasiswa universitas Atma Jaya Yogyakarta, dari 50 responden tersebut hanya 7 orang yang tahu dan mengerti arti dari gestur tersebut(diagram hasil riset saya cantumkan di lampiran).

Finger Crossed memiliki arti yang berbeda di beberapa Negara. Arti dan asal-usul finger cross akan dibahas lebih dalam di bagian pembahasan. Saya memilih topik ini karena berdasarkan riset dan data yang saya dapatkan, masih banyak orang yang belum mengerti arti dan penggunaan gestur finger cross tersebut.

Pembahasan

Kerangka Teori

Komunikasi Visual adalah komunikasi yang menggunakan mata sebagai sensasi penglihatan(Henry Dreyfuss dalam Gogor Bangsa 2008). Komunikasi Visual memanfaatkan unsur-unsur rupa seperti warna, lambang, komposisi. Komunikasi visual sudah lama digunakan dari zaman prasejarah atau belum mengenal aksara, seperti gambar-gambar yang ditemui di dalam gua-gua, dan kepingan tanah liat dari peradaban Sumeria, dan lain sebagainya. Tetapi komunikasi visual tidak sepenuhnya universal karena tidak semua bangsa dan budaya menafsirkan sebuah pesan visual dalam satu arti. Pesan Visual dapat berupa tanda, tanda-tanda tersebut yang membangun komunikasi visual.

Untuk memahami tanda diperlukan ilmu tanda atau semiotika (Berger, dalam Bangsa 2008). Semiotika berasal dari bahasa Yunani yang berarti semeionyang berarti tanda. Tanda merupakan sesuatu yang mewakili sesuatu. Untuk membaca tanda dikenal istilah Signifier(penanda) dan Signified(petanda). Contohnya disaat kita melihat air laut surut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa itu menjadi tanda dari efek dari gravitasi bulan dan sebentar lagi akan datang gelombang tsunami.Surutnya air laut merupakan penanda, dari akan datangnya tsunami atau efek dari gravitasi bulan (petanda).

Namun menurut Bangsa(2008) pada perkembangannya ditemukan pula tanda juga bisa menipu, yaitu symbol.Menurut Saussure dalam bangsa(2008) simbol merupakan sebuah tanda yang hubungan antara penanda dan petanda hanya seperempat(sebagian) rancu. Simbol sendiri merupakan tanda yang mewakili tanda. Sifat simbol menurut Saussure salah satu sifat simbol adalah memiliki hubungan asli yang tidak bisa serta merta tergantikan antara penanda dan petanda itu sendiri. Contohnya simbol dari kesetiaan adalah burung merpati, simbol tersebut secara universal sudah diakui, karena terdapat hubungan yang logis antara kesetiaan dengan merpati. Terbukti dari sifat burung merpati sendiri yang selalu setia dengan pasangannya dan akan sakit-sakitan kemudian stress dan mati jika salah satu pasangannya mati, serta selalu pulang kerumah tempat dirinya diberi makan dan dipelihara. Meskipun begitu saat melihat burung merpati kita tidak serta merta melihat dan mengartikan merpati adalah simbol dari kesetiaan, tetapi hal tersebut dipengaruhi oleh konteks. Simbol sendiri memiliki arti yang mendalam, sehingga untuk memahami sebuah simbol kita dipengaruhi oleh latar belakang, pengalaman, referensi dan kebudayaan yang dianut oleh seseorang (Bangsa, 2008).

Untuk dapat membaca tanda visual(termasuk simbol) diperlukan keluasan wawasan, kedalaman referensi, pengalaman, serta memahami konvensi yang berlaku. Tidak semua tanda dapat terbaca dengan jelas karena beberapa faktor (Bangsa, 2008)seperti:

1. Tanda tersebut sengaja disembunyikan dan tidak sengaja disembunyikan.

2. Ada tanda yang sengaja dipalsukan.

3. Perbedaan referensi, pengalaman, dan latar belakang budaya dan pengetahuan.

Sejarah, Arti dan Perkembangannya Saat Ini

Simbol dari Gestur ini pertama lahir dari kepercayaan paganisme yang percaya sebuah salib adalah simbol dari persatuan yang sempurna dan simbol dari good spirits.Takhayul ini populer dalam budaya eropa kuno seperti romawi, celtic, dan anglo saxon. Dahulu kegiatan ini dilakukan dalam upacara yang sakral seperti berdoa bersama, dengan cara menyatukan kedua jari telunjuk membentuk simbol salib antar seorang pemohon dan seorang temannya yang akan memberikan dukungan mental supaya pemohonan tersebut cepat terkabul. Dengan kata lain simbol ini bertujuan untuk memohon dan mendapatkan sebuah pemberkatan dari Tuhan, atau wish for the good luck(Panati, 2014; h.8).

Seiring berjalannya waktu kebudayaan tersebut berubah, sehingga awalnya yang harus menggabungkan kedua jari telunjuk antara sipemohon dan sipendukung, karena berkembang orang yang ingin membuat permohonan tidak perlu mencari seseorang yang menjadi pendukung untuk menyatukan kedua jari mereka lalu repot-repot membentuk simbol salib(cross), orang yang ingin membuat permohonan hanya perlu menyilangkan jari tengah mereka ke jari telunjuknya sendiri. Sehingga adat istiadat yang dahulu formal, religius dan bersifat spiritual kini berkembang menjadi lebih informal, duniawi dan sering dilakukan dalam kehidupan-sehari-hari. Hingga akhirnya sampai hari ini ekspresi "i'll keep my finger crossed" tidak perlu mencari seseorang untuk melakukan sebuah permohonan untuk wish for the good luck(Panati, 2014, h.9).

Hal tersebut juga saya temukan pada kamus Oxford 4th edition yang berisi. "keep your fingers crossed - hope that somebody will be succesful, example: good luck with your exam, we're doing our fingers crossed for you".Tetapi dalam beberapa sumber finger crossed dikatakan memiliki 2 arti yang pertama adalah wish for the good luck, yang kedua jika doing the finger crosseddan menyembunyikan tangan kita dibelakang, hal tersebut dapat berarti kita berbohong(dalam istilah inggris sering disebut white lieatau kebohongan yang bersifat ringan) atau kita akan melanggar janji yang kita akan disepakati. Contohnya "wah saya menyukai kue buatanmu (sambil membentuk simbol finger crossed di belakang), hal tersebut sesungguhnya adalah kebalikan dari yang dikatakan, dan juga ketika kita membuat janji dengan seseorang seperti percakapan dibawah ini

Doni: hari ini kamu meminjam uangku 20.000, besok sudah harus dibalikan ya, janji yaa!!

Agus: oke, aku janji. (sambil membentuk simbo finger crossed dibelakang)

Keesokan harinya ketika Doni ingin menagih utang ke Agus, Agus bisa melakukan pembelaan "aku telah mengingkar janji disaat kemarin kamu menyuruhku berjanji (sambil menunjukan simbol finger crossed kepada doni)

Tidak jelas budaya mengingkar janji dengan menyembunyikan simbol finger crossed dibelakang yang dibuat oleh jari kita tersebut berasal dari mana, tetapi hal tersebut sering dilakukan oleh anak-anak kepada orang tuanya dan juga di beberapa sumber seperti di youtube(link video dicantumkan di lampiran).

Dalam beberapa sumber video di youtube simbol ini juga memiliki beberapa arti yang berbeda di beberapa negara, jika di Eropa dan Amerika simbol ini dianggap sebagai good luck, tetapi di negara Cina dan Vietnam berbeda, simbol ini tidak boleh digunakan sembarangan di kedua negara tersebut, karena di Cina dan Vietnam simbol tersebut berarti vagina(link video dicantumkan di lampiran).

Kesimpulan

Dibutuhkan referensi dan pengalaman yang banyak untuk mengerti suatu kebudayaan. Jika kita dapat mengerti suatu kebudayaan lebih dalam, kita juga dapat lebih mengenal lebih dalam simbol-simbol yang terdapat di dalam suatu kebudayaan. Contohnya adalah finger crossed,  yang memiliki arti wish for the good luckdan mengingkari janji, dan juga perlunya mengetahui budaya luar lebih luas karena penggunaan simbol finger crossedini jika dilakukan di negara seperti di negara Cina atau Vietnam akan dianggap buruk oleh masyarakat yang tinggal di Negara tersebut. Untuk itu perlu adanya kedalaman referensi dan pengalaman, serta pengertian akan suatu budaya.

Daftar pusataka

Bangsa, Gogor. 12 Juli 2008. Komunikasi Visual.

Diakses dari

https://gogorbangsa.wordpress.com/2008/07/12/komunikasi-visual/

Bangsa, Gogor. 19 Juli 2008. Tanda Dalam Komunikasi Visual.

Diakses dari:

https://gogorbangsa.wordpress.com/2008/07/19/tanda-dalam-komunikasi-visual/

Bangsa, Gogor. 20 Februari 2014. Komunikasi Visual.

Diakses dari:

https://gogorbangsa.wordpress.com/

Panati, Charles. 2016. Panati's Extraordinary Origins Of Everyday Things. New York: Charwell Books

Lampiran

https://www.youtube.com/watch?v=xY_xiGadcgk&t=260s (finger crossed to tell a white lie)

https://www.youtube.com/watch?v=-J1pXCFE-ok (finger crossed in some country)

https://www.youtube.com/watch?v=fxuIl88oL40 (finger crossed in some country)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun