Mohon tunggu...
Ahmad Mujib
Ahmad Mujib Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger amatir

https://www.ahmadmujib.web.id

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ajaran Filsafat Stoik tentang Kebijaksanaan

7 Januari 2019   11:43 Diperbarui: 6 Juli 2021   16:42 1819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia Purna

Orang-orang Stoa tidak berpikir bahwa ada orang yang bisa mencapai tingkat kesempurnaan. Gagasan untuk menjadi seorang bijak sebagai aspirasi tertinggi seorang filsuf adalah gagasan yang tidak realistis. Namun, mereka memulai setiap hari dengan harapan bisa sedikit mendekati tingkatan itu. Ada banyak keuntungan dalam usaha mencoba.

Dapatkah Anda benar-benar hidup hari ini seperti hari terakhir Anda? Mungkinkah mewujudkan kelengkapan atau kesempurnaan dalam etos (karakter) kita, dengan mudah melakukan kebaikan selama dua puluh empat jam penuh? Mungkinkah lebih dari satu menit? Mungkin tidak. Tapi kita bisa belajar dari orang-orang Stoa.

Mengapa takut mati?

Sebagian besar dari kita takut mati. Tapi terkadang ketakutan ini menimbulkan sebuah pertanyaan: Apa yang sebenarnya membuat kita enggan untuk mati? Bagi banyak orang, jawabannya adalah: berjam-jam di depan televisi, bergosip, bersenang-senang, membuang-buang potensi, melaporkan pekerjaan yang membosankan, dan terus-menerus seperti itu. 

Kecuali, dalam arti yang paling ketat, apakah ini benar-benar sebuah kehidupan? Apakah kehidupan semacam ini layak untuk kita cengkeram begitu erat?

Tidak ada yang tahu berapa lama kita hidup, tapi kita bisa yakin satu hal: kita akan menyia-nyiakan banyak waktu dalam kehidupan kita.

Salam Kompasiana

Ahmad Mujib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun