Peristiwa Isra' Mi'raj diperingati oleh umat Islam di Indonesia setiap tanggal 27 Rajab. Peristiwa ini terjadi pada tahun 621 Masehi, saat Nabi Muhammad SAW berusia 51 tahun. Tepatnya pada malam 27 Rajab, ketika Nabi Muhammad SAW sedang berada di Masjidil Haram, Mekkah.
Peristiwa Isra' Mi'raj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam menerima mandat Tuhan, yaitu perintah shalat 5 waktu. Para mufasir berbeda pendapat akan peristiwa Isra Miraj Rasulullah Nabi Muhammad SAW tersebut, terlebih bagi mereka yang masih awam soal Islam.
Pertanyaannya adalah apakah peristiwa tersebut hanya mimpi.?!
Pertanyaannya diatas wajar diajukan bagi mereka yang awam tentang Islam, terlebih pengetahuan sejarah keIslaman dan minimnya ilmu bahasa Arab. Maka untuk mengerti dan memahami secara mendalam makna yang terkandung dalam ayat suci Al-Qur'an, diperlukan pendekatan secara ilmu Nahwu Sharaf dan ilmu Mantiq serta Shirah Nabawiyah dan ilmu-ilmu lainnya sebagai indikator.
Sebagian mufasir berpendapat bahwa Isra' dilakukan dengan roh dan jasad dalam keadaan sadar, bukan dalam keadaan tidur ataupun bermimpi. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya kata "abdihi" dalam permulaan surat Al Isra' ayat 1 Al Qur'an Karim.
subḥānallażī asrā bi‘abdihī lailam minal-masjidil-ḥarāmi ilal-masjidil-aqṣallażī bāraknā ḥaulahū linuriyahū min āyātinā, innahū huwas-samī‘ul-baṣīr
Artinya: "Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Q.S Al-Isra' [17] : 1)
Allah SWT memulai firman- Nya dengan kata "subhāna" dalam ayat diatas dan di beberapa ayat yang lain, sebagai pertanda bahwa ayat itu mengandung peristiwa luar biasa yang hanya dapat terlaksana karena iradah dan kekuasaan-Nya.
Secara Ilmu Mantik dan Nahwu Sharaf, kata "abdihi" dalam Al Quran Surat Al-Isra' ayat 1, (lihat keterangan foto Tangkapan Layar diatas) dijelaskan bahwa kata "abdihi" dapat dianalisis sebagai berikut: