Mohon tunggu...
Gus Kur
Gus Kur Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Membaca (IQRA) dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apakah Ruh dan Nafs Sama?

11 Desember 2022   04:00 Diperbarui: 12 Desember 2022   09:03 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artinya:
"Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati ketika tidurnya; maka Dia tahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir." (Q.S Az-Zumar [39] : 42).

Dengan Nafs itulah seseorang bisa berbolak-balik dan bernafas ketika tidur, jika ia digerakkan maka Nafs itu dengan secepatnya kembali kepadanya ketika bangun dari tidur. Jika Allah menghendaki untuk mematikannya dalam keadaan tidur, maka Allah menahan Nafs yang keluar itu. Untuk hal ini dikuatkan oleh sebuah hadits yang bersumber dari Riwayat Sunan Abu Dawud, Imam Tarmidzi dan Imam An Nasa'i juga Ibnu Majah sebagai berikut:

"Pena itu telah diangkat (tidak digunakan untuk mencatat) dari tiga golongan: Anak kecil sehingga ia baligh, orang gila sehingga ia sadar dan orang yang tidur sehingga ia bangun". (2)


Allah menceritakan perihal diri-Nya bahwa Dialah Yang mengatur seluruh alam wujud ini menurut apa yang dikehendaki-Nya, dan bahwa Dialah yang mematikan manusia dengan menugaskan para malaikat pencabut nyawa untuk mencabut roh mereka dari tubuhnya. Mengenai hal ini pendapat Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Allah menahan jiwa orang yang telah mati dan melepaskan jiwa orang yang hidup.

C. Apakah Roh dan Nafs itu Sama .?!


Ada dua pendapat dalam hal ini yaitu:
Pendapat pertama dari kalangan ahli hadits, ahli fiqih dan ahli tasawuf yang mengatakan bahwa: "Roh itu bukanlah Nafs". Sementara itu pendapat kedua dari kalangan ahlul atsar berpendapat bahwa: "Roh bukanlah Nafs dan Nafs bukanlah Roh".

Seperti uraian diatas bahwa  apabila ada yang menanyakan mengenai persoalan Ruh, akan  hal ini jawabannya  adalah menjadi urusan Tuhan (min amri Rabbi). Sebagaimana yang tertuang dalam QS. Al Isra 17:85. Diperkuat lagi dengan keterbatasan akal manusia ataupun ilmu pengetahuan manusia yang sangat terbatas (minim). Sehingga menjadi pembeda antara Allah sebagai Pencipta (Khalik) dengan manusia sebagai yang dicipta (makhluk).

Konteks  ayat di QS. 17:85  jelas menunjukkan  bahwa ayat  ini diturunkan   ketika  orang- orang  Yahudi menanyakan      kepada Rasul Allah Nabi Muhammad saw. tentang   roh. Hadits yang bersumber dari Ibnu  Jarir   yang telah   meriwayatkan  dari   Muhammad Ibnul  Musanna,  dari  Abdul   A'la,  dari   Daud, dari Ikrimah   yang mengatakan   bahwa   Ahli   Kitab   pernah bertanya   kepada  Nabiﷺ tentang Ruh, maka Allah menurunkan firman- Nya:  "Dan   mereka   bertanya   kepadamu   tentang   ruh.   (QS. Al- Isra,  [17:85]), hingga  akhir  ayat.  Lalu mereka    mengatakan, 

 "Kamu menduga bahwa tidaklah kami diberi pengetahuan kecuali sedikit,  padahal    kami  telah  diberi kitab Taurat,  dan  kitab Taurat  itu adalah hikmah." 

Mereka  bermaksud seperti apa yang disebutkan oleh firman- Nya: "Dan barang siapa yang diberi  hikmah, sungguh  telah  diberi kebajikan yang banyak".   (QS. Al- Baqarah,   [2:269]). Maka   Allah   menurunkan firman- Nya:    

"Dan seandainya pohon- pohon  di   bumi menjadi   pena  dan laut (menjadi  tinta) , ditambahkan kepadanya tujuh   laut   (lagi).  "   (QS. Luqman,   [31:27]),    hingga akhir ayat. Selanjutnya Ikrimah mengatakan  bahwa pengetahuan   yang   telah diberikan   kepada  kalian yang membuat kalian  diselamatkan oleh  Allah  dari neraka berkat  pengetahuan  itu. Maka  hal  itu   adalah merupakan pemberian yang banyak lagi baik,  tetapi  hal  itu menurut pengetahuan Allah dianggap sedikit. (3).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun