Mohon tunggu...
Agus Fendi Handoko
Agus Fendi Handoko Mohon Tunggu... Guru - SDN 2 Sinanggul

Guru Penggerak Angkatan 7 Kab.Jepara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Karakter melalui Budaya Positif

8 November 2023   15:39 Diperbarui: 8 November 2023   15:44 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SDN 2 Sinanggu/dokpri

Pendidikan bukan hanya tentang mengajar mata pelajaran, tetapi juga tentang membentuk karakter individu. Salah satu faktor penting dalam pembentukan karakter murid adalah budaya sekolah yang positif. Budaya positif mencakup perwujudan nilai-nilai kebajikan universal yang diterapkan dalam lingkungan pendidikan.

Budaya positif diawali dengan perubahan paradigma tentang teori kontrol. Selama ini barangkali kita sebagai guru merasa berkewajiban mengontrol perilaku murid agar memiliki perilaku sesuai yang guru harapkan. Dalam praktiknya, guru sering kali menghukum murid yang melakukan kesalahan dan memberi penghargaan kepada murid yang berprestasi.

Budaya positif adalah lingkungan di mana nilai-nilai seperti kerjasama, integritas, empati, dan sikap hormat ditekankan. Ini melibatkan komitmen untuk menghormati perbedaan, menangani konflik dengan bijak, dan mendorong partisipasi aktif dalam aktivitas positif.

Pengaruh budaya positif memainkan peran yang sangat penting dalam proses pendidikan murid. Hal ini terjadi karena murid belajar tidak hanya melalui instruksi formal di dalam kelas, tetapi teladan yang diberikan oleh guru dan teman-teman mereka. Keteladanan yang menekankan kasih sayang dan empati akan membantu menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan sosial dan emosional murid.

Budaya positif menempatkan pentingnya keterampilan resolusi konflik yang sehat di tengah-tengah pendidikan. Murid mempelajari pentingnya menghormati pandangan orang lain dan berbicara dengan sopan saat ada perselisihan. Keterampilan resolusi konflik ini tidak hanya berguna dalam lingkungan sekolah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, hubungan interpersonal, dan masa depan profesional mereka.

Budaya positif memiliki efek yang luar biasa terhadap kinerja akademik murid. Rasa percaya diri yang ditanamkan memungkinkan murid untuk mengatasi tantangan akademik dengan lebih percaya diri, serta merasa nyaman untuk mengajukan pertanyaan dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Dalam atmosfer seperti ini, murid merasa bahwa mereka adalah bagian dari komunitas belajar yang positif, yang memberi dorongan tambahan untuk mencapai potensi mereka yang terbaik.

Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan adalah tempat menyemai benih kebudayaan. Kebudayaan dibentuk dari kebiasaan dan menjadi karakter. Guru harus mampu menciptakan ekosistem pendidikan yang nyaman, manusiawi, dan berkarakter untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, perlu dibangun budaya positif di kelas dengan membuat kesepakatan kelas.

Kesepakatan kelas akan merangkul harapan, impian, dan tujuan seluruh murid serta menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Tidak hanya memuat harapan guru terhadap murid, tetapi juga memuat harapan murid terhadap guru. Kesepakatan harus disusun dengan jelas sehingga murid dapat memahami perilaku apa yang diharapkan dari mereka.

Sebelum mencapai kesepakatan, guru harus memahami terlebih dahulu bentuk disiplin yang baik yang akan dilaksanakan. Kesepakatan bersama memuat kaidah-kaidah yang baik, yang salah satunya dituangkan dalam bentuk kalimat afirmatif, mudah dipahami, dapat dilaksanakan dalam praktek, dan dapat diubah apabila tidak memungkinkan untuk dilaksanakan. Pelanggaran terhadap kesepakatan kelas harus ditegakkan sejak awal, adanya konsekuensi apabila kesepakatan tersebut dilanggar atau dilaksanakan.

Guru berharap kesepakatan kelas yang dikembangkan menjadi suatu kebutuhan bagi murid sehingga tidak diperlukan lagi hukuman dan penghargaan dalam pelaksanaannya, serta murid mampu memotivasi dirinya untuk menerapkan disiplin positif dan budaya positif di kelas.

Lingkungan positif yang mencakup perwujudan nilai - nilai kebajikan universal yang diterapkan di lingkungan pendidikan dapat membantu murid menjadi individu yang mempunyai karakter yang kuat. Oleh karena itu, penting bagi lembaga pendidikan untuk fokus pada menciptakan budaya positif yang mendukung perkembangan karakter yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun