Mohon tunggu...
Humaniora

Bebersih Bersama untuk Jemput Piala Adipura 2016 (Bagian 1)

21 Oktober 2016   23:41 Diperbarui: 21 Oktober 2016   23:50 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari jalan lingkungan hingga jalan protokol, alteri, jalan kota, jalan provinsi, jalan nasional perlu diselaraskan antar penghijauan, taman, trotoar, pendistrian dan bebas sampah. Kondisi kebersihan suangai, saluran, rawa, folder dan danau buatan, DAS sungai harus terus terjaga. Begitu juga taman lingkungan, taman warga, taman di RT/RW, taman kelurahan, taman kecamatan, taman kota, Ruang Terbuka Hijau (RTH), hutan kota, penghijauan di semua lapangan, lokasi fasos/fasum, stadion mini dan Stadion Internasional Patriot Candrabhaga. 

Tenaga pesapon Dinas Kebersihan yang jumlahnya sekitar 700 orang lebih tentunya belum sebanding dengan jumlah jalan dan panjang jalan protokol. Para pejuang Adipura di titik terdepan ini perlu didukung dengan alat kerja yang memadai serta jaminan kesehatan dan kesejahteraan. Para petugas pemantau sampah liar perlu didukung dan kordinasi yang baik dalam penindakan dan penanganan timbunan sampah liar secara cepat. Petugas RT, RW dan warga harus aktif ikut memantau dan melaporkan secara cepat ke petugas terkait jika ada timbunan sampah liar. Penanganan sampah dari sumbernya di TPS-TPS, TPA, dengan memberdayakan semua potensi, kerja keras dan cerdas, dari hulu hingga hilir setidaknya akan merubah maeinsed kepedulian lingkungan.

Piala Adipura harus didapat dengan merubah wajah kota secara komprehensif dan benar-benar terciptanya lingkungan yang asri, sejuk, aman dan nyaman. Bukan hanya kepura-puraan belaka yang tidak berdampak apapun terhadap lingkungan dan kebanggaan warga kota. Jika memang berhasil diraih, Piala Adipura hanya sebagai simbul penghargaan, bukan malah menjadi cemoohan dan cibiran karena tidak sebanding lurus dengan kondisi wajah perkotaan yang ada. SEMOGA (bersambung)    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun