Sebagai salah satu kekayaan budaya dan kearifan lokal, batik Kota Bekasi terus dikembangkan. Motifnya yang unik dan warnanya ngejreng batik ini bisa menjadi trend gaya anak gaul. Warna-warni yang norak (menyolok) bisa pas dipakai semua kalangan. Motifnya yang humanis, sangat beda, khas dipastikan batik Bekasi gampang ngetren dan modis.
Meski batik Bekasi sangat beririsan dengan batik Betawi yang dipengaruhi budaya Arab, Cina dan Pasundan, namun ada beberapa ciri yang membedakan seperti motif kental kearifan lokal. Keunikan dan ciri khas batik Bekasi seperti; batik Bekasi tetap ada kepala (isinya bisa bambu runcing, dsb ).
Gaya motif batik dapat dikembangkan menjadi pembagian kain Pesisiran dan Betawi, tetapi dapat dikembangkan dengan motif Tumpal dengan buket Bunga (motifnya pajangan pucuk rebung seperti Betawi). Kainnya dapat berbentuk lurus-lurus. Kainnya agak bebas, longgar (karena jiwa orang Bekasi luwes). Warna norak (Merah tanah Bekasi dengan warna lain ) dan bentuk stilasi sangat naturalis.
Secara turun temurun batik Bekasi digunakan untuk kegiatan pernikahan, acara resmi, acara kebudayaan dan berkesenian. Biasanyanya batik lebih banyak digunakan oleh kaum wanita sebagai penunjang kain kebaya wanita, baik pengantin, maupun orangtua dan pengiringnya. Akan tetapi kenyataannya batik, pada pakaian pernikahan kaum pria lebih banyak menggunakan sarung sebagai penunjang acesoris yang dilekatkan pada bagian pinggang pria berbentuk kotak-kotak atau istilah di Bekasi di sebut “Kain Sarung Gebeng”.
Untuk para pekerja seni, motif batik dapat terlihat pada seni topeng (khususnya kain penunjang penari), Seni Tanjidor (Khususnya celana pengirin musik tanjidor, maupun sinden dalam tanjidor) ataupun keseharian pelaku seni di Bekasi baik ikat kepala maupun celananya.
Umumnya orang Betawi baik di Jakarta maupun di Bekasi sekitarnya menjadi kebiasaan melakukan budaya mengkoleksi batik yang biasanya disimpan dalam lemari pakaian. Namun, dalam keseharian seringkali jarang digunakan, dan hanya untuk disimpan. Batik akan dipakai untuk kriyaan dan sebagai bagian barang bawaan pernikahan
Motif batik Bekasi juga bervariasi dan keren abis dalam beberapa motif bertema flora, fauna, lingkungan, kebudayaan dan sejarah. Beberapa motif itu berupa; Wayang, Barong (Mirip Ondel-Ondel), Ujungan, Tanjidor, Alat Pertanian: Ani-Ani, lesung, Lumpang, Luku, Garu, Padi Segedeng, Lumbung (Sundung untuk bawa angkut padi gedengan), Tari Topeng, Rumah Ranggon di sawah (Gubuk di tengah sawah untuk usir burung) dengan orang-orangan Sawah.
Kemudian motif Dongdang (Bahasa daerah Busilen, Babelan, Tambelang Istilahnya ‘Seripuan’), Tenong (ratang dari bambu ukurannya besar), Dondang (Bawaan Pernikahan), Gerobak, Sado, Getek, luku, ngeluku, Legenda Buaya Buntung dan Buaya Buntung, Legenda Rawa Tembaga, Permainan Anak: Temprak, Dampu, Benteng, cor, Uler Naga, Seledor, dsb.
Motif terkait makanan khas Bekasi seperti motif: Gembang Goyang, Kue satu, Jalabia, kue abuk, Geplak, dodol lapis, Akar Kelapa, kembang duren dan gabus pucung.
Dilihat dari corak dan motifnya batik Kota Bekasi bisa dikembangkan secara luas dan bisa digemari semua kalangan baik warga asli Bekasi dan warga urban. Begitu juga untuk kalangan anak muda, warna dan coraknya bisa pas menyesuaikan trend anak gaul. Batik Bekasi bisa menjadi seragam SD, SMP dan SMA. Seragam muatan lokal PNS, pegawai swasta di Kota Bekasi dan dikembangkan dengan modifikasi rumah mode, butik dan pakaian Muslim pria-wanita.
Selama ini hanya ada 12 pakem motif Bekasi. Meski sudah ada 12 pakem, untuk mengembangkan corak dan motif batik Bekasi harus terus dikreasikan tanpa menghilangkan muatan lokal. Batik yang sudah mendunia dan merupakan salah satu warisan budaya Nusantara dan diakui oleh dunia Internasional. UNESCO telah menetapkan batik sebagai Warisan Kebudayaan Dunia dari Indonesia dan masuk ke dalam ”The Representative List of the Intangible Culture Heritage of Humanity” tahun 2009.