Hal ini bukan berarti kita tidak peduli masukan dari orang lain. Kritik dan masukan itu penting guna menjadikan kita berubah lebih baik lagi. Tapi ingatlah "Hidup kita, kita yang jalani!" Prinsip ini benar adanya maka janganlah terlalu mendengarkan apa yang orang lain katakan pada kita. Tidak semua orang senang melihat dengan apa yang kita kerjakan. Lebih banyak orang senang menjatuhkan orang lain dibandingkan membangunkannya. Dari dasar pemikiran itu, jika kita yakin dengan apa yang kita kerjakan maka kerjakanlah! Saran itu penting kita dengarkan, tapi jika saran tersebut membuat kita menjadi orang lain dan menghambat diri kita mewujudkan apa impian kita maka cukup dengarkan saja dan jangan dipikirkan! Dengarkan saran yang bisa membuat kita semakin melesat menuju impian kita.
4. Menggali Potensi Diri
Pahami "siapa saya?" cukup sederhana tapi banyak yang bingung dengan pertanyaan ini. Jika Anda telah memahami siapa diri Anda sejatinya, maka Anda tahu apa yang Anda inginkan, dan itu pasti menuju pada kepuasan. Sifat dasar manusia melakukan apapun yang mereka senangi dan bisa membuat mereka merasa puas. Maka jika Anda tahu apa yang jadi kepuansan diri Anda? Apa potensi yang ada dalam diri Anda maka galilah terus dan belajar. Agar potensi yang ada dalam diri tersebut tidak tenggelam, melainkan semakin muncul dan bersinar, menyinari dirimu dan orang sekitar. Kembangkan potensi yang ada dalam diri.
5. Bahagia dengan Potensi Diri
Kepuasan manusia pasti menuju pada KEBAHAGIAAN. Apa itu bahagia? Jawab pada dirimu sendiri. Menurut saya bahagia itu bukan uang, betul segalanya butuh uang, tapi pahami uang bukan segalanya. Manusia mulai diperbudak oleh uang, padahal uang hanyalah alat tukar, sebagaimana tulisan saya sebelumnya mengenai "Hakikat Uang: Anda Mau Harus Mampu." Â Gaya hidup yang bermewah -- mewahan, persaingan di pasar global dan lain sebagainya telah membuat kita lupa. Bahwa kita adalah ANAK INDONESIA. Indonesia bersatu bukan kerena uang, tapi karena persatuan "BHINEKA TUNGGAL IKA." Jika kita bisa bersatu, bergotong royong maka kehidupan kita dimasyarakat bisa menjadi bahagia. Seperti tarian, setiap penari memiliki potensi diri yang berbeda -- beda. Ada yang maskulin dan ada yang feminim. Tapi ketika keduanya disatukan jadilah pertunjukan tarian yang indah dan membuat setiap orang merasa senang dan bahagia. Bahagia tidak harus membandingkan dirimu dengan orang lain. Tapi cukup menjadi dirimu sendiri, bahagia ketika hidupmu bisa berguna bagi orang lain dengan potensi yang ada dalam dirimu sendiri.
Saatnya berubah, Jadilah seperti apa yang kita harapkan! Bukan yang orang lain inginkan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H