Mohon tunggu...
Bagus Made Arisudana
Bagus Made Arisudana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Direktur BUM Desa Teja Kusuma, Desa Tejakula

Hobi saya membaca dan melakukan perjalanan ke tempat - tempat baru. harapan bisa selalu menjadi teladan bagi orang-orang sekitar

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kurangnya Pengetahuan Penyebab Gagal Paham

8 Desember 2023   20:39 Diperbarui: 8 Desember 2023   20:42 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis: Bagus Made Arisudana

(Mahasiswa S2 Ilmu Manajamen UNDIKSHA)

Setiap adanya suatu kebijakan atau aturan baru yang akan diberlakukan secara luas ataupun mengikat suatu wilayah tertentu, pasti akan terjadi yang namanya gagal paham. 

Seperti yang dinyatakan oleh bapak Rhenald Kasali dalam bukunya #MO Sebuah Dunia Baru yang Membuat Banyak Orang Gagal Paham, beliau menyatakan dulu saat Copernicus menemukan bahwa pusat tata surya adalah matahari, bukan bumi, ia habis di-bully  dan nyaris dihukum mati. Tapi kini berkat adanya pengetahuan dan penelitian yang mendalam dari NASA menjadikan temuannya diyakini dan digunakan sebagai dasar ilmu pengetahuan.

Secara lahiriah manusia memiliki kelebihan berupa pikiran, karena pikiran itulah menyebabkan tiap - tiap manusia memiliki logika dan pandangan yang berbeda. Seringkali perbedaan pendidikan dan pengalaman dalam menjalani kehidupan menjadikan manusia satu dengan manusia lainnya memiliki perbedaan yang mendasar dalam menggunakan logikanya dalam berpikir. 

Contoh sederhana dalam sejarah ditemukannya hukum gravitasi dimana hal ini bermula dari ketika Isaac Newton sedang duduk di bawah pohon apel dan beberapa apel jatuh ke kepalanya. Ketika itulah Isaac Newton mendapatkan pemikiran mengenai teori gravitasi. 

Artinya disini seseorang yang menggunakan pemikirannya secara kritis akan berpikir kompleks dari setiap kejadian yang ada bahkan mengembangkannya menjadi suatu ilmu pengetahuan baru sedangkan manusia yang tidak memanfaatkan pemikirannya biasanya hanya menerima begitu saja tanpa mau berpikir lebih panjang.

Pengetahuan merupakan sebagai segala sesuatu yang diketahui, sebagai hasil penginderaan dan berdasarkan pengalaman yang telah terjadi dan dilewati seseorang. 

Dimana biasanya suatu tindakan seseorang dipengaruhi oleh tingkat pengetahuannya. Ilmu menurut KBBI adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu. Berdasarkan definisi dari Pengetahuan dan Ilmu tersebut dapat disimpulkan bahwa Pengetahuan tersebut belum tentu merupakan suatu Ilmu, tetapi Ilmu bersumber dari pengetahuan yang telah diuji dan dapat menjadi suatu teori atau hukum.

Seringkali banyak terjadi gagal paham dikarenakan kurangnya pengetahuan yang dimiliki manusia itu sendiri. Oleh sebab itu sebagai manusia seharusnya meningkatkan kemampuan dirinya untuk berpikir dan mengembangkan pengetahuan dengan cara berbagai hal, bisa dengan membaca, sekolah, kursus dan sejenisnya. Hanya saja pada dewasa ini sistem pendidikan di sekolah lebih dominan mengajarkan ilmu dibandingkan dengan mendidik kemampuan mencari pengetahuan dan berfikir kritis. 

Sistem ujian yang dominan dengan cara pilihan ganda meneyebabkan siswa didik hanya terbiasa memilih satu jawaban dari beberapa pilihan yang disediakan. Perkembangan jaman yang semakin pesat di era kemajuan teknologi juga membuat manusia terlena dan merasa segalanya bisa dilalui dengan mudah. 

Sederhananya jika dahulu kita ingin membeli ayam bakar favorit, maka kita harus keluar rumah menuju rumah makan yang di tuju kemudian membeli, menunggu pesanan baru menikmati. Dengan era saat ini kita bisa menikmati ayam bakar favorit hanya dengan sentuhan di gadget, tinggal pesan dari rumah maka ayam bakar favorit akan datang ke rumah kita. Tanpa disadari hal ini membuat manusia semakin malas dan terlalu nyaman dengan kemudahan.

Generasi muda merupakan generasi penerus yang akan melanjutkan keberlangsungan pemerintahan di Negara ini, sebagai generasi muda sepantasnya mengedepankan nilai -- nilai dan etika dalam berperilaku dan menentukan pilihan. Kenyataan di dunia maya saat ini seperti tiktok dan facebook sangatlah menghawatirkan. Apa jadinya jika generasi muda lebih senang dengan melihat gimmick dibandingkan gagasan atau program. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring, gimik atau gimmick adalah sesuatu (alat atau trik) yang digunakan untuk menarik perhatian. Dari Wikipedia menuliskan, Gimik (bahasa Inggris: gimmick) adalah istilah umum yang merujuk kepada pemanfaatan kemasan, tampilan, alat tiruan, serangkaian adegan untuk mengelabuhi, memberikan kejutan, menciptakan suatu suasana, atau meyakinkan orang lain. 

Lema ini, menurut KBBI, adalah gerak-gerik tipu daya aktor untuk mengelabui lawan peran. Lalu bagaimana sikap kita sebagai generasi muda seharusnya? Apa yang harus dan bisa kita lakukan secara nyata untuk melakukan perubahan dalam menanggapi fenomena ini? Dari pemikiran itulah kita harus sadar dan bergerak untuk mengasah gergaji sebelum menebang pohon.

ONLINE MOBILIZATION MIX: SHARE

Dalam buku series on Disruption #MO karya penulis ternama yang juga professor dalam bidang manajamen yaitu bapak Rhenald Kasali ada kata yang sangat menarik yaitu MO (Mobilisasi Online). Saat ini jika melihat kenyataan dilapangan mobilisasi atau penggiringan opini Masyarakat utamanya generasi muda sangatlah mudah dan cepat dilakukan secara Online atau daring. 

Segala informasi bisa kita peroleh dengan mudah, hanya saja seringkali informasi yang disajikan kurang tepat dan terkadang tidak jelas sumbernya darimana. Hal ini membuat banyak sekali generasi muda yang GAGAL PAHAM. Kurangnya literasi dan pengetahuan dalam menentukan berita atau informasi yang jelas menjadikan banyak terjadi miss information. 

Pada buku series on Disruption #MO halaman 118 sampai dengan halaman 123 menjelaskan dan memaparkan mengenai SHARE, yang merupakan singkatan dari Story, Hype, Actionable, Relevant dan Emotinal.

Story mengidentifikasikan mengenai Narasi yang kuat, dalam Bahasa Inggris Story berarti Sejarah. Suatu hal mendasar yang membedakan manusia dengan mamalia lainnya adalah bahwa manusia memiliki budaya dan Sejarah peradaban yang terus berkembang berdasarkan perkembangan pengetahuan. Inilah yang menyebabkan juga mobilisasi manusia saat ini lebih dominan digerakkan secara online. Dengan narasi yang kuat dan meyakinkan menjadikan manusia dengan suka rela mengikuti dan mendukung manusia lain. 

Dalam setiap story manusia akan melihat plot demi plot bagaimana jalannya cerita dan karakter seseorang dibangun agar nantinya menarik dan dapat meyakinkan manusia lainnya. Narasi yang baik dan sesuai dengan harapan biasanya menciptakan partisipasi aktif. Orkestranya tidak hanya merancang suatu pertunjukan tetapi mengajak partisipasi orang lain.

Hype sendiri bisa berarti promosi yang sensasional. Bagaimana sesuatu hal bisa dipromosikan menggunakan "arus" yang sedang bergema, dengan memanfaatkan isu dan pemberitaan yang sedang berkembang dapat menjadikan hal tersebut trending dan menjadi perhatian public. Sama halnya dengan citra "GEMOY" yang belakangan ini viral di medsos. 

Hal ini nyatanya jauh lebih bisa menarik perhatian generasi muda dibandingkan dengan adu gagasan dan program kerja. Kenyataan itulah yang terjadi walaupun sebenarnya dalam politik jika ini terus dijadikan standar daya tarik untuk mencari dukungan pemilih artinya kita mengalami kemunduran dalam berdemokrasi. 

Demokrasi adalah system pemerintahan Dimana rakyat sebagai tuannya. Artinya rakyat harus cerdas dan memiliki "PENGETAHUAN" tentang bagaimana suatu Negara bisa dijalankan bukan sekedar melihat calon yang lucu, gemoy, ngegemesin dan sejenisnya. Saatnya Mahasiswa sadar pemuda adalah dia yang memiliki pemikiran jauh kedepan dan akan menjadi pendobrak dari belenggu sangkar burung.

Actionable yang dalam Bahasa Indonesia bisa diartikan dapat ditindaklanjuti atau dijalankan. Orkestra juga perlu merancang narasi yang mengajak crowd-nya untuk terlibat menyukseskan produknya yang sering kita lihat sebagai mobilisasi. Ada baiknya setiap narasi bisa memberi ruang orang lain untuk menyusun puzzle dan mosaic yang tercecer dengan hati riang gembira.

Relevant and Emotional yang artinya sesuai dengan kenyataan yang relevan dan dapat memikat emosional lainnya. Adanya suatu hal yang berdasarkan dari hubungan atau kedekatan biasanya dapat memicu emosional, menumbuhkan keresahan dan jika ini dikembangkan maka dengan cara ini dapat memobilisasi orang lain. 

Perjuangan seringkali dilakukan oleh sekumpulan manusia yang memiliki persamaan rasa, hati dan pikiran. Ketika ini terjadi maka hanya butuh kekutan yang tepat untuk menjadikan orang -- orang tersebut bergerak dan menyuarakan apa yang patut mereka perjuangkan. Kuncinya dibutuhkan pemikiran yang keritis berdasarkan pengetahuan yang tepat agar tidak terjadinya gagal paham dalam perjuangan tersebut.

OPEN YOUR MIND AND CHANGE YOUR CARACTER

Perjuangan seringkali diartikan dengan turun kejalan dan menyuarakan aspirasi. Walaupun belakangan ini sedih kalo kita lihat narasi yang dibentuk banyak yang sarat akan kepentingan dari kekuatan besar yang kita tidak tahu siapa dia. Tuntutan yang dibawa mahasiswa tidak mencerminkan kaum dengan intelektual tinggi tapi sama dengan ocehan orang di warung kopi. 

Sudah waktunya untuk berubah dan bergerak, ubah dan buka pola pikir serta tingkatkan pengetahuan dengan literasi. Ibarat menyaring emas dipinggiran sungai saatnya buat saringan yang lebih kecil agar benar -- benar bisa menyaring hingga menemukan partikel terkecil dan hanya pasir atau ampas yang terbuang.

Sesama pemuda harus saling support  atau memberi dukungan. Tapi lihatlah juga apa si muda punya kemampuan dan pengalaman yang sudah tepat untuk duduk di kursi tersebut. 

Pemuda berkarakter adalah pemuda yang menghargai proses bukan pemuda yang memanfaatkan kesempatan dan peluang guna memperoleh posisi puncak. Tidak ada yang salah dengan dinasti, toh Kerajaan yang besar dipimpin dari dinasti yang sama tapi ingat juga Kerajaan itu hancur ketika penerus dari dinastinya tidak punya kwalitas dan memanfaatkan segala cara untuk melanggengkan kekuasaannya. 

Pemuda berkarakter adalah pemuda yang beretika, dia tahu bagaimana memposisikan dirinya dan bagaimana harus bersikap terhadap orang lain. Sebagai manusia yang memiliki etika pastilah bisa menghargai perbedaan dan menerimanya sebagai suatu kepastian karena pada dasarnya manusia adalah mamalia unik yang terlahir dengan banyak perbedaan jadi tidaklah tepat jika manusia satu melabelkan manusia lain dengan kata "sesat" hanya karena memiliki pandangan yang berbeda.

"Mari Generasi Muda Tentukan Pilihan Gunakan Hati, Rasa, Pikiran dan Pengetahuan Jangan Sampai Gagal Paham."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun