Manusia, satu-satunya yang berubah dan merubah dunia ini. Rupanya selalu berwarna dan berganti. Nyatanya, manusialah yang kehendaknya berkuasa atas bumi ini. Kehendaknya berlaku disetiap jengkal tanah dibumi ini. Tak ada satupun desa dan kota, atau dimanapun ia berada yang tak berubah karenanya.
Ia menjadi bagian tetap dari kodrat atas bumi. Dan ia selalu sama tak pandang tempat dan waktunya. Apa yang terjadi esok hanya perulangan hari ini dan kemarin.
Sama.
Dan di Surabaya pun sama. Manusia memutus tali-tali yang aku rajut satu demi satu. Ia menghapus apa yang telah aku tulis. Memadamkan yang aku kobarkan. Mendekatkan yang aku jauhi. Memberikan yang paling aku hindari. Manusia, Surabaya dan yang terputus di surabaya.
Â
(Malang, 24 Desember 2016)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H