Mohon tunggu...
M.G Adib
M.G Adib Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

nyepi di gusadib.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukankah yang Ada Dalam Pikiran Kita Adalah Dosa Kita?

6 April 2016   13:03 Diperbarui: 6 April 2016   14:57 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sifa dalam gendongan kakeknya (Photo Credit :@KemensosRI)"][/caption]Kalau saya ini orangnya sibuk mas. Selain kuliah, bisnis yang saya rintis sedang mekar-mekarnya mas. Nah, minggu depan saya mau buka cabang baru di salah satu kampus kota Malang. Ini saya lagi nyari manajer buat ngurus bisnis yang di sana mas. Barangkali mas ada kenalan?. Itu dia mas, saya ini bolak-balik Surabaya-Malang untuk itu mas. Nanti sore saya juga berangkat lagi mas. Nemui teman investor di sana yang ingin beli fanchise usaha saya. Hebatkan mas saya? Baru empat bulan sudah mau buka cabang dan diminati investor. Alhamdulillah mas saya diberi rizki seperti ini. Semoga usaha saya barokah ya mas. Ini demi umat mas. Saya sudah berjanji kalau usaha sudah sampai skala nasional saya akan beli indonesia mas. Demi tegaknya agama kita di indonesia ini mas. Inilah perjuangan saya bersama teman-teman wirausahawan saya mas.

Saya juga sibuk mas. Tidak ada waktu untuk hal-hal sepele. Seperti sampean tahu, saya ini kan aktifis kampus. Banyak hal yang saya urus mas. Tiap hari saya ketemu dengan banyak orang. Saya harus menemui para aktifis kampus sebelah untuk koordinasi demo evaluasi pemerintah. Juga nemui birokrat kampus dan pejabat-pejabat di kota ini toh mas. Saat ini saya sedang advokasi kenaikan biaya kuliah mas. Saya kasihan dengan adik-adik kita yang tidak mampu kuliah, masak harus dibebani dengan uang pangkal yang mahal. Ngak wajar kan mas. Waktu dan fokus saya bersama teman-teman aktifis lain habis memperjuangkan itu mas. Saya pikir ini adalah jalan dakwah kita di kampus mas. Saya sudah tekadkan itu.

Saya lebih sibuk lagi mbak. La wong saya ini kan ketua organisasi kampus mbak, sampean tahu sendiri bagaimana sibuknya saya. Pemilihan kemarin sebenarnya kans saya kecil mbak, cuma saya punya jaringan kepejabat kampus atas ya saya bisa lobi via top-down mbak. Ini semua demi perubahan kampus kita mbak. Masak sudah beberapa periode mereka saja yang menang. Saya ingin tunjukkan bahwa kita (saya dan teman2) juga bisa memimpin organisasi kampus ini mbak. Ini semua demi kampus kita yang lebih baik mbak. Makanya saya ini sedang ngatur gimana orang-orang yang ada di sekitar saya dapat peran yang pas mbak untuk ikut membangun organisasi kampus kita ini. Di luar saya juga aktif di organisasi kemasyarakatan mbak. Di situ hampir setiap hari saya berdebat dan berdiskusi dengan senior-senior bagaimana saya bisa membangun bangsa dan agama. Demi kejayaaan nusantara juga mbak. Demi indonesia. Jadi kalau urusan sepele dan ga penting saya sudah gak ada waktu lagi mbak.

Saya sangat sibuk mbak. Setiap hari saya meneliti dan meneliti. Paper saya kali ini sudah diterima di international conference mbak. Minggu depan saya berangkat untuk presentasi di sana. O, kalo yang saya kerjakan sekarang ini paper tingkat nasional saja kok mbak. Insya Allah kalau nanti malam selesai ya saya kirim. Paper ini adalah ide saya tentang pembangunan ekonomi yang berkelanjutan atau sustainable development yang memberikan penekanan pada alam. Saya berharap pemerintah akan menerima ide saya ini mbak. Saya yakin kalau pemerintah mau, kelanjutan alam hayati kita akan terjaga dan dapat dinikmati anak cucu-kita mbak. Suatu kehormatan bagi saya dapat berkontribusi bagi negara mbak. Doakan agar diterima ya mbak. Amin.

Apa yang saya kejar? O, banyak sekali mbak. Saya ingin melanjutkan studi saya keluar negeri lulus dengan nilai cumlaude kemudian bekerja di perusahan multinasional yang gaji sebulannya bisa buat jalan-jalan ke maldive (tertawa kecil). Ya bisa sukses dan bisa membahagiakan kedua orang tua saya mbak. Juga membuat bangga calon saya nanti. Intinya saya ingin berprestasi di mana-mana mbak. Agar nama saya abadi dikenang banyak orang mbak. Luar biasa tentunya. Sebentar lagi buku saya juga terbit mbak. Tolong di bantu share keteman-temannya mbak ya nanti. Isinya saya jamin bagus mbak, buku motivasi hidup. Kisah orang-orang yang sudah keluar negeri dan sangat membanggakan mbak.

Nah, Dengan banyaknya hal yang ingin saya capai waktu saya benar-benar mepet mas.

Walau begitu saya kadang-kadang juga santai kok mas. Di waktu luang saya akan menghabiskan waktu untuk sekedar jalan-jalan, makan-makan di resto mahal atau piknik ke pulau bali dengan teman-teman. Hidup kan harus imbang kan mas, masak saya berjuang terus. Kan saya harus bagi waktu dengan teman-teman juga kan. Di waktu yang benar-benar luang saya akan gunakan untuk melihat aktifitas teman saya melalui media sosial mereka. Mengkomentari dan tanya kabar mas.

Sebenarnya kalau saya ceritakan semua kegiatan dan tujuan hidup saya, bakalan sampai pagi gak selesai mas. Itu sekilas saja ya mas dan mbak.

Tentang itu ya mbak. (diam sejenak) Saya sungguh prihatin mbak. Saya perih mendengarnya. Saya sedih tidak menyangka di jaman ini masih ada saja gizi buruk yang menimpa saudara seiman kita. Memang pemerintah kita perlu fokus dengan masalah ini mbak biar tidak ada korban berikutnya. Kita serahkan masalah ini kepada pemerintah supaya bergerak cepat. Saya berharap ini yang terakhir. Sebenarnya ini masalah kecil mbak. Gak perlu dibesar-besarkan. Hanya saja pemerintah kita memang ga becus mengurusi negara (geram). Sudah dulu ya mbak, saya ada flight dua jam lagi. Ketemu dengan pengusaha yang juga dokter agar industri kesehatan kita lebih maju lagi. Maaf saya buru-buru (melambaikan tangan).

Sebuah wawancara dalam Imaji yang mungkin adalah gambaran Kita saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun