Mohon tunggu...
M.G Adib
M.G Adib Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

nyepi di gusadib.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Belajar Menjadi Merdeka

21 Agustus 2015   08:20 Diperbarui: 21 Agustus 2015   08:34 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa sebenarnya cita-cita pendiri bangsa kita?

Dalam suasana tujuh belasan lumrah kita jumpai berbagai kegiatan yang sifatnya perayaan. Mulai dari berbagai jenis lomba sampai pawai kostum (karnavalan) guna memperingati hari suci bangsa kita.  Dari kegiatan tingkat RT/RW sampai yang melibatkan petinggi negara. Semua bergembira menyambut ulang tahun kemerdekaan.

Saya pun gembira dengan suasana lingkungan sekitar yang tiba-tiba menjadi meriah. Ada banyak spanduk, banner, bendera merah putih dan hiasan-hiasan lain yang saya jumpai sampai gang kecil kos saya tinggali. Saya tiba-tiba merasa bersemangat dan bahagia melihat adik adik kecil berlarian membawa bendera merah putih kecil di kedua tanganya.

Hanya saja, saya memahami berbagai perayaan dan kegiatan yang dilakukan seolah kehilangan makna. Bagaimana tidak, kegiatan yang ditujukan untuk mengenang dan mewarisi semangat perjuangan hanya tampak dan terasa diluar saja. Hanya menjadi agenda tahunan yang kehilangan tujuan dan fungsi.

Saya tidak menolak agenda tahunan ini, bahkan sayapun terlibat didalamnya. Hanya saja menurut saya ada hal yang lebih urgent dilakukan untuk memperjuangkan kemerdekaan daripada hanya sebatas hal-hal perayaan.

Kita perlu banyak belajar.

Belajar kepada para pahlawan bagaimana menjadi bangsa merdeka.

Belajar menjadi bangsa yang merdeka artinya kita harus belajar untuk bertangungjawab. Karena ciri utama dari kemerdekaan adalah kebebasan maka dengan kebebasan itu apa yang akan kita perbuat? Kita perlu tanggugjawab. Orang-orang yang mengerti dan sadar akan peran sosial yang harus dilakukanya.

Kita tidak bisa belajar bertanggung jawab dari seminar dan kegiatan sejenis. Lebih mudahnya harus kita lakukan dalam kehidupan sehar-hari. Oleh setiap dari kita. Hingga suatu saat bisa menjadi budaya yang ada di masyarakat.

Dari mana kita memulai?

Tanggung jawab lebih baik kita amalkan dari entitas terkecil dari struktur sosial (pribadi) dan dilakukan secara berbarengan. Hal-hal baik akan muncul apabila setiap pribadi dengan peran sosial berbeda memiliki satu kesamaan sikap sebagai orang merdeka.

Tanggung jawab.

Seorang pebisnis yang bertanggung jawab ia akan memahami peran Ekonomi dan CSR yang bisa ia perbuat.

Seorang Politisi yang bertanggung jawab ia merumuskan kebijakan-kebijakan yang bermanfaat untuk rakyat.

Seorang (siapapun) yang bertangung jawab ia akan melakukan peran sosialnya dengan baik.

Saat kita merdeka. Saat itu pula kita harus belajar tanggung jawab.

-----

Gang kecil di Surabaya, 21 Agustus 2015  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun