Namun bila Hati di sinari dengan cahaya Keimanan dan ketaqwaan serta nilai-nilai kebaikan, tentunya jiwa yang buruk seperti pemarah, benci, dendam, iri dan dengki akan bisa dirubah menjadi jiwa yang selalu memperbaiki diri ke arah kebaikan, sehingga bisa menjadi manusia yang lebih baik. Bila Hati selalu di warnai dengan cahaya Al-Qur'an, tentunya jiwa yang bersinggasana di hati akan mampu menjadi jiwa yang baik yaitu jiwa yang selalu mendapatkan inspirasi untuk kebaikan dan jiwa yang tenang yakni jiwa yang ihklas dalam menjalankan kehidupan baik kehidupan rohani mapun kehidupan duniawi.
4 (empat) komponen tersebut  tentu harus  menjadikan kesadaran yang lebih terkonsentrasi  agar kita benar-benar bisa membersihkan segala dosa baik dosa yang disebabkan oleh panca indra dan fisik, dosa yang disebabkan oleh pikiran, dosa yang disebabkan oleh hawa nafsu maupun dosa yang disebabkan oleh hati. Bila kita mau menyadari dan menginventarisir tentang dosa yang telah kita lakukan dari 4 (empat) kompenen tersebut, maka kita akan mampu memperbaiki diri dengan cara memperbaiki dari 4 (empat) komponen tersebut diatas.
Kesadaran atas  4 (empat) komponen yang ada dalam diri, harus segera diketahui agar kita memiliki mapping yang jelas dalam membersihkan diri dalam rangka meningkatkan kualitas jiwa, iman dan taqwa kepada Allah SWT.  Banyaknya orang yang  gagal dalam kehidupan rohani karena keilmuan yang tidak tertata dan ini secepatnya  harus segera di perbaiki.  Dengan  Rahman Rahimnya Allah, maka Allah memerintahkan umat muslim untuk menjalankan ibadah puasa sebulan penuh, agar bisa mendapatkan cahaya Furqon yaitu cahaya pembeda yang Haq dan yang bathil. Banyak diantara manusia yang mengaku beriman namun masih menjalankan yang  bathil, seperti perbuatan yang dapat merugikan orang lain dan dirinya sendiri.
Di bulan ramadhan ini merupakan momentum bagi kita untuk selalu berada pada tataran NAFSU MUTMAINAH (Jiwa yang tenang), oleh sebab itu sebagai orang yang beriman dan berilmu tentunya kita harus segera menyadari hal ini, bagaimana agar sepanjang hidup kita selalu pada tataran nafsu mutmainah (jiwa yang tenang).  Bila dalam kehidupan kita selalu di warnai dengan  nafsu mutmainah, sudah barang tentu suatu saat Allah akan meningkatkan derajat kita pada posisi nafsu rodhiah ( jiwa yang selalu di ridhoi) oleh Allah Azza Wa Jalla.
Ketenangan-ketenangan yang kita rasakan di bulan ramadhan ini sangatlah signifikan bahkan   Kegembiraan disaat berbuka puasa juga  sangat bisa dirasakan , ini artinya bahwa segala gerak kehidupan selalu diwarnai dengan kekuatan ibadah kepada Allah SWT.  Nafsu mutmainah di bulan ramadhan  merupakan contoh yang sangat jelas dan dapat  menjadi acuan untuk kehidupan 11 (sebelas) bulan berikutnya. Menyatunya  komponen  fisik, pikir, jiwa dan hati seperti yang tercipta di  bulan ramadhan merupakan manifestasi tercapainya  derajat jiwa  yaitu jiwa yang tenang atau nafsu mutmainah.
Kunci tercapainya semua ini adalah  adanya KESADARAN  yang kuat  bahwa kita sebagai hamba Allah SWT serta sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa. Kesadaran bahwa diri  kita sebagai hamba Allah, Kesadaran sebagai orang yang  beriman dan kesadaran sebagai orang yang  bertaqwa menjadi sangat  penting dalam kehidupan, terlebih dan terutama lagi bagi kita yang bersungguh-sungguh dengan secara benar mempersiapkan jiwa kita untuk dapat  langsung masuk  ke surga-Nya Allah.
Mencapai pada sebuah titik kesadaran dibutuhkan pemahaman  ilmu secara  jelas,  dengan basis pemahaman yang kafah, baik secara  Ilmiah, alamiah dan Ilahiah. 3 (tiga) basis ini menjadi pedoman manusia untuk menemukan kedasaran mutlak,  yang dalam pencapaiannya  tentu juga membutuhkan kesungguhan dan kekuatan hingga menjadi manusia yang berarti dalam kehidupan, baik kehidupan duniawi maupun kehidupan rohani. Pemahaman yang benar dan kafah  secara ilmiah akan menguatkan pembenaran secara logika yang dituntun dengan ilmu-ilmu duniawi untuk mengenali kebesaran Allah. Â
Sedangkan pemahaman yang benar secara alamiah akan menambah keyakinan seseorang melalui fenomena empiris yang sangat relevan dengan sunatullah. Sselanjutnya pemahaman secara illahiyah yang kafah dan  benar akan menuntun seseorang  berfikir lebih cerdas dan kritis untuk mencari hikmah  dari relevansi yang ada  antara fenomena empiris dengan hukum-hukum alam yang terhimpun dalam ilmu duniawi  terhadap sunatullah.  Menyatunya kekuatan logika dan rasa dalam mendapatkan  hikmah dari semua  relevansi tersebut  akan menjadi input yang berharga dalam meningkatkan  dan memperkuat keimanan serta  ketaqwaan kepada Allah SWT.Â
Pemahaman yang benar serta kesadaran mutlak yang dicapai seseorang menjadikan seseorang tersebut menjadi manusia yang memiliki kekuatan iman dan taqwa yang sangat berkualitas tinggi.  Dengan kesadaran itu pulalah yang dapat menuntun jiwa kita masuk pada tataran nafsu mutmainah (jiwa yang tenang), sehingga kita benar-benar bisa menjadi manusia atau hamba Allah yang berhasil  mengaplikasikan  keimanan dan ketaqwaan dalam kehidupan sehari-hari. sehingga  dapat memasuki fase keyakinan dan ketaqwaan mulai dari menjadi seorang  Muslim, Mukmin, Mukhsin, mukhlis hingga menjadi hamba Allah yang  muttaqin.
"Marilah kita sama-sama mengambil hikmah yang luar biasa di bulan ramadhan ini sebagai acuan untuk  kehidupan kita  setelah bulan ramadhan habis  hingga bertemu lagi  dengan  bulan ramadhan berikutnya".
Begitu indah ajaran Islam untuk kita, banyak contoh yang secara konkrit  ada dalam kehidupan, agar  kita benar-benar menjadi menusia yang berkualitas berdasarkan kaca mata Allah, oleh sebab itu kita patut bersyukur dengan sungguh-sungguh, bahwa kita masih diberikan kesempatan untuk segera menyadari hal ini semua.