Mohon tunggu...
Yoyok Suharto SE MM
Yoyok Suharto SE MM Mohon Tunggu... Motivator dan Life Coach -

Yoyok Suharto adalah seorang motivator yang mengkhususkan pada bidang Harmonisasi Kerja para pegawai dan persiapan Pensiun Bahagia, Selain sebagai Motivator, Yoyok Suharto adalah seorang Master of Spiritual Life serta pengusaha Batik Kumoro Joyo yang beralamatkan di jalan lowanu No. 8 Yogyakarta. Yoyok Suharto juga merupakan seorang pengasuh Majelis Ta'lim Al Furqon Yogyakarta serta sebagai pengasuh komunitas Suluk Sastra Gending Mataram. Disela sela kesibukannya selalu menyempatkan waktu untuk menulis artikel yang berkaitan dengan pembentukan karakter Manusia untuk menjadi pribadi yang lebih mulia. Yang saat ini dapat diakases melalui website www.yoyoksuharto.com .

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hancurnya Kehidupan Berawal dari Kalimat yang Buruk

7 Mei 2018   18:49 Diperbarui: 7 Mei 2018   20:32 1781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses interaksi dan komunikasi sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari, kalimat merupakan satu-satunya alat untuk menyampaikan informasi terhadap satu sama lain sehingga fungsi kehidupan dapat berjalan dengan baik. Kalimat yang digunakan seseorang dapat berupa kalimat verbal dan non verbal.

Kemajuan teknologi informasi merubah cara seseorang berkomunikasi dan berinteraksi. Komunikasi baik secara langsung maupun melalui media sosial yang lebih intensif membuat kita lebih cepat dan banyak mendapatkan hal-hal yang baru. Namun masih banyak diantara kita yang belum menyadari bahwa setiap kalimat yang kita ucapkan atau kita tuliskan mengandung energi yang dapat mempengaruhi kehidupan kita. Dengan demikian perlu kita pahami tentang kalimat yang baik dan kalimat yang buruk, agar komunikasi dan interaksi kita dalam kehidupan dapat memperoleh kemanfaatan yang baik.

Kalimat yang baik adalah kalimat yang membawa manfaat kebaikan bagi orang yang menggunakannya bahkan kepada orang yang mendengarkan atau membacanya. Beberapa contoh kalimat yang baik, adalah kalimat yang dapat mencerahkan, menyadarkan dan memberikan semangat terhadap orang lain bahkan mampu merubah perilaku seseorang.

Tentu masih banyak manfaat kebaikan lain yang dapat diperoleh jika kita selalu menggunakan kalimat yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Selain kalimat yang baik, ada pula kalimat yang buruk, yang memiliki sifat dan akan bergerak mewujudkan kemadhorotan atau kehancuran bagi yang mengucapkan dan yang mendengarkan maupun membacanya.

Kalimat buruk tidak akan membawa kemanfaatan dalam kehidupan, seperti telah dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Ibrahim ayat 24, 25 dan 26. Yang artinya : Ayat (24) : "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seijin Rabbnya". Ayat (25) : "Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka sealu ingat". Ayat (26) : "Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun". Menjaga dan menggunakan kalimat yang baik sangat perlu diutamakan agar dapat menciptakan suasana kehidupan pribadi, keluarga dan lingkungan sosial bahkan wilayah Negara yang harmonis, kondusif dan secara otomatis dapat menjadi potensi pengendali konflik. Untuk itu kita harus selalu waspada dengan kalimat yang kita ucapkan maupun kita tuliskan. Kalimat buruk yang berupa kalimat mengumpat, menghina, mengolok-olok dan lain sebagainya akan  merugikan diri sendiri dan orang lain. 

Dalam hal ini Allah melarang keras untuk tidak salingmengolok-olok antar suatu kaum, seperti firmanNya dalam Al-Qur'an Surat Al-Hujurat ayat 11, yang artinya : "Wahai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diprolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim".

Bahasa menunjukkan budaya, artinya kepribadian seseorang salah satunya bisa dikenali melalui kalimat yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Kalimat yang diucapkan ataupun ditulis akan mempengaruhi perilaku seseorang. Bila seseorang selalu berkalimat dengan baik dan sopan maka akhlaknyapun akan halus dan sopan. Namun jika kalimat yang diucapkan dan dituliskan kasar atau sangat kasar dan tidak sopan maka akan membentuk perilaku dan karakter yang kasar, tidak sopan serta arogan. Sebagai contoh, dalam kehidupan rumah tangga bilasuami-istri sering menggunakan kalimat-kalimat yang tidak baik seperti umpatan, mengolokolok dan kadang diucapkan dengan nada keras maka seluruh anggota keluarga akan merasa tidak nyaman tinggal di rumah dan sangat memungkinkan terjadinya pertengkaran yang dahsyat. Akibat buruk yang lain, anak menjadi mudah stress, mencari kedamaian di luar rumah bahkan tidak menutup kemungkinan anak melakukan tindakan amoral, kriminal. Sebagai orang yang beriman kita mengharapkan adanya komunikasi yang harmonis, benar-benar membawa manfaat dan diridhoi oleh Allah SWT. Semua kalimat yang kita ucapkan dan kita tuliskan akan berdampak pada kehidupan pribadi kita, rumah tangga, lingkungan sosial dan negara. Kemajuan peradaban yang telah merubah tatanan kehidupan tak terkecuali cara berkomunikasi baik dari segi retorika maupun kalimat yang digunakan. Yang sangat memprihatinkan adalah masih banyaknya penggunaan kalimat dan tulisan yang tidak sepantasnya diucapkan dan dituliskan, sehingga sering kali hal ini menjadi pemicu konflik antar sesama.

Masaru Emoto seorang peneliti dari Hado Institute - Tokyo mempersembahkan karya besar hasil Researchnya tahun 2003 tentang pengaruh perlakuan air terhadap bentuk partikel air, dengan hasil lebih dari 2000 foto kristal air, yang selanjutnya ditulis dalam buku berjudul "Message From Water (Pesan dari Air)". Dalam bukunya Emoto menyimpulkan bahwa partikel air dapat dipengaruhi oleh suara musik, do'a-do'a dan kata-kata yang ditulis dan dicelupkan ke dalam air. Hal ini cukup menjadi bukti yang kuat atas firman Allah yang tercantum dalam AlQur'an surat Ibrahim ayat 24, 25 dan 26 tentang kalimat yang baik dan kalimat yang buruk. Air yang mendapatkan energi positif dari kalimat-kalimat baik akan membentuk partikel yang baik dan indah, namun jika air mendapatkan energi negatif dari kalimat-kalimat yang buruk maka partikel air tersebut akan berubah menjadi tidak beraturan.

Hal ini tidak hanya secara analogi saja bisa terjadi pada manusia namun secara faktual dapat dibuktikan bahwa kebiasaan berkalimat baik dan buruk akan membentuk perilaku seseorang menjadi baik dan buruk pula, sebagai akibat dari respon bawah sadar atas kalimat-kalimat yang diucapkan atau dituliskannya. Tubuh manusia yang lebih dari 70% terdiri atas air tentu juga memiliki partikel-partikel air yang dapat berubah-ubah bentuk menjadi indah dan baik atau menjadi tidak beraturan sesuai dengan energi positif atau negatif yang diterimanya. Semua energi positif dan negatif tersebut bersumber dari kalimat baik dan buruk yang diucapkan maupun ditulis. Seharusnya hal ini menjadi kesadaran kita semua untuk selalu menggunakan kalimat-kalimat baik yang dapat memberikan manfaat kebaikan bagi kita dan meninggalkan kalimat-kalimat buruk yang hanya akan mendatangkan kerugian bagi diri kita maupun orang lain.

Kajian secara ilmiah menunjukkan bahwa kalimat-kalimat yang buruk akan mempengaruhi amygdala yaitu pusat rasa takut di otak. Kalimat buruk akan melepaskan puluhan hormon stress dan neurotransmitter yang dapat mengganggu sistem otak. Kalimat-kalimat yang baik akan memperkuat area di Lobus Frontal dan dapat meningkatkan fungsi kognitif otak. Kalimat yang baik juga dapat mendorong pusat motivasi di otak untuk melakukan tindakan.

Dengan demikian kita dituntut untuk selalu menggunakan kalimat yang baik setiap hari, baik dalam kondisi tanpa beban maupun dalam kondisi penuh masalah/tekanan. Menggunakan kalimat yang baik tentu akan lebih mudah dilakukan pada saat kita dalam kondisi tanpa beban, hal ini berbanding terbalik jika kita sedang dalam penuh masalah dan tekanan. Untuk itu sebaiknya kita mulai membuat internal control yang kuat dalam diri kita. 

Internal control kalimat yang baik dalam diri, perlu kita implant atau kita tanam setiap hari, agar kita benar-benar bisa mengubah kebiasaan berkalimat yang buruk menjadi kebiasaan berkalimat yang baik. Internal control yang telah tertanam kuat dalam diri kita akan membuat kita secara otomatis terbiasa berkalimat yang baik. Sehingga energy positif dari kalimat baik yang selalu kita gunakan akan terakumulasi dalam diri dan lingkungan kita, yang secara berangsur-angsur juga akan memberikan dampak kebaikan bagi kehidupan secara luas.

Internal control perlu di implan dalam diri kita dengan cara yang tepat agar hasil yang diperoleh bisa maksimal. Adapun cara mengimplan internal control dalam diri kita untuk selalu menggunakan kalimat yang baik adalah sebagai berikut :

  • Pahami, renungkan dan rasakan serta berjanjilah bahwa anda akan selalu menggunakan kalimat yang baik dalam kondisi apapun.
  • Berdo'a kepada Allah dengan kalimat "ya Allah, wahai dzat yang maha suci, sucikanlah kalimatku, agar aku selalu menggunakan kalimat yang baik setiap ucapanku.
  • Afirmasi diri anda dengan kalimat "aku menyadari, bahwa aku akan selalu menggunakan kalimat yang baik dalam komunikasiku"
  • Setiap hari koreksi diri anda, apakah hari ini ada kata-kata yang tidak baik, bila ada segeralah istighfar dan tanamkan dalam pikiran dan perasaan bahwa besok akan selalu menggunakan kalimat yang baik.

Sadarilah bahwa sebuah perubahan membutuhkan perjuangan dan mengubah habit (kebiasaan), agar apa yang kita inginkan bisa kita raih. Jika habit tidak dirubah maka tidak akan ada pula perubahan dalam diri kita. Maka dari itu membiasakan diri untuk berkalimat yang baik adalah hal yang pokok dalam peningkatan kualitas jiwa.

Setiap hari kita selalu membaca basmalah yaitu, Bismillahirohmannirohim yang artinya dengan nama Allah yang maha pengasih dan penyayang. Mari kita resapi kalimat Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Kalimat ini artinya memberikan kesadaran kepada kita, bahwa dalam kehidupan semestinya kita juga memiliki sifat kasih sayang yang tulus, baik itu terhadap diri sendiri, keluarga maupun lingkungan kita.

Untuk meningkatkan kualitas jiwa sampai kita benar-benar memiliki sifat kasih sayang yang tulus, maka setiap ucapan kalimat Bismillahirohmannirohim harus kita resapi dan rasakan sampai menemukan getaran di dalam diri, agar energi positif dari kalimat tersebut benar-benar masuk ke alam bawah sadar kita. Didiklah diri kita ini sampai pada tataran sifat kasih sayang yang tulus, agar kebeningan jiwa kita selalu memancar dengan baik, sehingga proses mendekatkan diri kita kepada allah benar-benar bisa kita rasakan dengan baik dan benar.

Berkomitmen atau menjaga kalimat adalah hal yang sangat dianjurkan bagi seorang hamba Allah khususnya seorang salik yang benar-benar ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Beranikah kita berkomitmen untuk selalu berkalimat dengan baik dan benar ? tentu hanya kita masing-masing yang bisa menjawabnya. Maka munculkanlah tekad berani untuk selalu berkalimat yang baik dan benar, bila kita benar-benar ingin menjadi seorang mukmin yang benar.

Konsekuensi yang harus kita lakukan adalah berani untuk selalu menata kalimat dengan baik serta menjaganya dan selalu berkomitmen sampai akhir hayat kita. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an surat Al Mu'minun ayat 3 yang artinya : "dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna". Dalam Al Qur'an surat Al Mu'minun menyebutkan bahwa salah satu ciri orang yang beriman (mukmin) adalah orang yang senantiasa meninggalkan perbuatan dan perkataan yang tidak bermanfaat.

Ayat tersebut sangat sesuai dengan batasan kalimat buruk yang tidak dapat mendatangkan manfaat namun justru akan mendatangkan kehancuran. Sehingga orang mukmin akan meninggalkan kata-kata atau kalimat buruk yang tidak bermanfaat dan selalu menggunakan kalimat baik yang akan mendatangkan manfaat kebaikan dalam kehidupan. Hal ini akan dipertahankan oleh seorang mukmin sampai akhir hayatnya. 

Dengan demikian, perlu kita latih diri kita agar dapat mengubah pribadi-pribadi kita menjadi pribadi yang baik, sehingga hidup ini benar-benar bermanfaat dan berarti baik kehidupan dunia maupun akhirat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun