Proses interaksi dan komunikasi sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari, kalimat merupakan satu-satunya alat untuk menyampaikan informasi terhadap satu sama lain sehingga fungsi kehidupan dapat berjalan dengan baik. Kalimat yang digunakan seseorang dapat berupa kalimat verbal dan non verbal.
Kemajuan teknologi informasi merubah cara seseorang berkomunikasi dan berinteraksi. Komunikasi baik secara langsung maupun melalui media sosial yang lebih intensif membuat kita lebih cepat dan banyak mendapatkan hal-hal yang baru. Namun masih banyak diantara kita yang belum menyadari bahwa setiap kalimat yang kita ucapkan atau kita tuliskan mengandung energi yang dapat mempengaruhi kehidupan kita. Dengan demikian perlu kita pahami tentang kalimat yang baik dan kalimat yang buruk, agar komunikasi dan interaksi kita dalam kehidupan dapat memperoleh kemanfaatan yang baik.
Kalimat yang baik adalah kalimat yang membawa manfaat kebaikan bagi orang yang menggunakannya bahkan kepada orang yang mendengarkan atau membacanya. Beberapa contoh kalimat yang baik, adalah kalimat yang dapat mencerahkan, menyadarkan dan memberikan semangat terhadap orang lain bahkan mampu merubah perilaku seseorang.
Tentu masih banyak manfaat kebaikan lain yang dapat diperoleh jika kita selalu menggunakan kalimat yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Selain kalimat yang baik, ada pula kalimat yang buruk, yang memiliki sifat dan akan bergerak mewujudkan kemadhorotan atau kehancuran bagi yang mengucapkan dan yang mendengarkan maupun membacanya.
Kalimat buruk tidak akan membawa kemanfaatan dalam kehidupan, seperti telah dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Ibrahim ayat 24, 25 dan 26. Yang artinya : Ayat (24) : "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seijin Rabbnya". Ayat (25) : "Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka sealu ingat". Ayat (26) : "Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun". Menjaga dan menggunakan kalimat yang baik sangat perlu diutamakan agar dapat menciptakan suasana kehidupan pribadi, keluarga dan lingkungan sosial bahkan wilayah Negara yang harmonis, kondusif dan secara otomatis dapat menjadi potensi pengendali konflik. Untuk itu kita harus selalu waspada dengan kalimat yang kita ucapkan maupun kita tuliskan. Kalimat buruk yang berupa kalimat mengumpat, menghina, mengolok-olok dan lain sebagainya akan  merugikan diri sendiri dan orang lain.Â
Dalam hal ini Allah melarang keras untuk tidak salingmengolok-olok antar suatu kaum, seperti firmanNya dalam Al-Qur'an Surat Al-Hujurat ayat 11, yang artinya : "Wahai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diprolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim".
Bahasa menunjukkan budaya, artinya kepribadian seseorang salah satunya bisa dikenali melalui kalimat yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Kalimat yang diucapkan ataupun ditulis akan mempengaruhi perilaku seseorang. Bila seseorang selalu berkalimat dengan baik dan sopan maka akhlaknyapun akan halus dan sopan. Namun jika kalimat yang diucapkan dan dituliskan kasar atau sangat kasar dan tidak sopan maka akan membentuk perilaku dan karakter yang kasar, tidak sopan serta arogan. Sebagai contoh, dalam kehidupan rumah tangga bilasuami-istri sering menggunakan kalimat-kalimat yang tidak baik seperti umpatan, mengolokolok dan kadang diucapkan dengan nada keras maka seluruh anggota keluarga akan merasa tidak nyaman tinggal di rumah dan sangat memungkinkan terjadinya pertengkaran yang dahsyat. Akibat buruk yang lain, anak menjadi mudah stress, mencari kedamaian di luar rumah bahkan tidak menutup kemungkinan anak melakukan tindakan amoral, kriminal. Sebagai orang yang beriman kita mengharapkan adanya komunikasi yang harmonis, benar-benar membawa manfaat dan diridhoi oleh Allah SWT. Semua kalimat yang kita ucapkan dan kita tuliskan akan berdampak pada kehidupan pribadi kita, rumah tangga, lingkungan sosial dan negara. Kemajuan peradaban yang telah merubah tatanan kehidupan tak terkecuali cara berkomunikasi baik dari segi retorika maupun kalimat yang digunakan. Yang sangat memprihatinkan adalah masih banyaknya penggunaan kalimat dan tulisan yang tidak sepantasnya diucapkan dan dituliskan, sehingga sering kali hal ini menjadi pemicu konflik antar sesama.
Masaru Emoto seorang peneliti dari Hado Institute - Tokyo mempersembahkan karya besar hasil Researchnya tahun 2003 tentang pengaruh perlakuan air terhadap bentuk partikel air, dengan hasil lebih dari 2000 foto kristal air, yang selanjutnya ditulis dalam buku berjudul "Message From Water (Pesan dari Air)". Dalam bukunya Emoto menyimpulkan bahwa partikel air dapat dipengaruhi oleh suara musik, do'a-do'a dan kata-kata yang ditulis dan dicelupkan ke dalam air. Hal ini cukup menjadi bukti yang kuat atas firman Allah yang tercantum dalam AlQur'an surat Ibrahim ayat 24, 25 dan 26 tentang kalimat yang baik dan kalimat yang buruk. Air yang mendapatkan energi positif dari kalimat-kalimat baik akan membentuk partikel yang baik dan indah, namun jika air mendapatkan energi negatif dari kalimat-kalimat yang buruk maka partikel air tersebut akan berubah menjadi tidak beraturan.
Hal ini tidak hanya secara analogi saja bisa terjadi pada manusia namun secara faktual dapat dibuktikan bahwa kebiasaan berkalimat baik dan buruk akan membentuk perilaku seseorang menjadi baik dan buruk pula, sebagai akibat dari respon bawah sadar atas kalimat-kalimat yang diucapkan atau dituliskannya. Tubuh manusia yang lebih dari 70% terdiri atas air tentu juga memiliki partikel-partikel air yang dapat berubah-ubah bentuk menjadi indah dan baik atau menjadi tidak beraturan sesuai dengan energi positif atau negatif yang diterimanya. Semua energi positif dan negatif tersebut bersumber dari kalimat baik dan buruk yang diucapkan maupun ditulis. Seharusnya hal ini menjadi kesadaran kita semua untuk selalu menggunakan kalimat-kalimat baik yang dapat memberikan manfaat kebaikan bagi kita dan meninggalkan kalimat-kalimat buruk yang hanya akan mendatangkan kerugian bagi diri kita maupun orang lain.
Kajian secara ilmiah menunjukkan bahwa kalimat-kalimat yang buruk akan mempengaruhi amygdala yaitu pusat rasa takut di otak. Kalimat buruk akan melepaskan puluhan hormon stress dan neurotransmitter yang dapat mengganggu sistem otak. Kalimat-kalimat yang baik akan memperkuat area di Lobus Frontal dan dapat meningkatkan fungsi kognitif otak. Kalimat yang baik juga dapat mendorong pusat motivasi di otak untuk melakukan tindakan.
Dengan demikian kita dituntut untuk selalu menggunakan kalimat yang baik setiap hari, baik dalam kondisi tanpa beban maupun dalam kondisi penuh masalah/tekanan. Menggunakan kalimat yang baik tentu akan lebih mudah dilakukan pada saat kita dalam kondisi tanpa beban, hal ini berbanding terbalik jika kita sedang dalam penuh masalah dan tekanan. Untuk itu sebaiknya kita mulai membuat internal control yang kuat dalam diri kita.Â