Mohon tunggu...
Guru Swasta
Guru Swasta Mohon Tunggu... -

Guru Kehidupan. Anti korupsi pro rakyat jelata dan terpinggirkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Polisi Jalankan Politik Bumi Hangus, SBY Politik 'Tuna Rungu'

6 Oktober 2012   01:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:12 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang terjadi semalam semakin menampakkan kesan: Polisi Kesetanan. Polisi sudah putus harapan sehingga nekad. Mereka bersiap-siap 'membumi hanguskan' siapa saja yang berniat menciduk para petingginya yang korup. Apa dikira cuma seorang Irjen Djoko Susilo saja yang terlibat korupsi (sudah jadi tersangka)? Kalau kerugian negara diperkirakan 100 Milyar lebih, logikanya teman-teman Djoko pasti dapat juga. Ingat, masalah rekening gendut para perwira tinggi Polri yang sempat muncul beberapa waktu lalu. Saat muncul isu rekening gendut perwira tinggi Polri tersebut membawa korban dianiayanya seorang aktivis ICW oleh sekelompok 'orang misterius'. Juga kantor Tempo dilempari bom molotov. Hingga kini dua kasus tersebut menguap bersama lenyapnya masalah rekening gendut tersebut.

Dulu SBY bersandiwara dihadapan publik dengan menjenguk aktivis ICW itu di rumah sakit. Sambil beretorika bahwa pelakunya mesti ditangkap dan tak bisa ditolerir. Tapi mana hasilnya?

Kasus terakhir, penggerogotan KPK oleh polisi, SBY juga diam seribu bahasa. Hingga puncaknya kejadian tadi malam. Polisi kembali melakukan kriminalisasi orang KPK. Dimana SBY???????

Jika SBY masih membisu saja, bisa dipastikan polisi semakin nekad, karena eksistensi bos-bosnya diujung tanduk. Pada akhirnya serahkan urusan ini ke rakyat Indonesia saja. Biar rakyat yang akan menangani polisi. Dan biarkan SBY bersolek di cermin sembari menciumi award-award yang baru diperolehnya dari sobat Amriknya.

Ayo rakyat kita bergerak!!!!!!!!!!!!!!!! (termasuk kami para guru).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun