Mohon tunggu...
Guru Swasta
Guru Swasta Mohon Tunggu... -

Guru Kehidupan. Anti korupsi pro rakyat jelata dan terpinggirkan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menulis & Menerbitkan 5 Buku Pelajaran dalam 1 Bulan (Mau?)

29 Februari 2012   07:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:45 2787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1330499664965647509

[caption id="attachment_174192" align="alignnone" width="150" caption="Buku Pelajaran"][/caption]

Sebelumnya saya termasuk guru yang gagal dalam menulis, padahal kegiatan menulis sudah menjadi keseharian saya.

Maklum, saya adalah guru (swasta) dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Sudah menulis 68 artikel dengan beragam tema dan mengirimkannya ke berbagai surat kabar atau koran, namun tak satupun yang dimuat. Begitupun dalam penulisan fiksi, saya telah menulis 93 cerita pendek dan mengirimkannya ke berbagai majalah dan koran, dan lagi-lagi saya gagal menembus meja redaksi, alias ditolak. Stres rasanya, padahal dengan menulis, harapannya bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Maklum saya hanyalah guru swasta, bukan guru PNS, yang mana gajinya hanya sebatas kemampuan pihak yayasan.

Syukurlah, 2 bulan yang lalu saya ketemu dengan kakak kelas saya semasa kuliah di IKIP (PTN) dulu. Saya disarankan untuk banting stir dari menulis untuk koran menjadi penulis Buku Pelajaran. Untuk diketahui bahwa kakak kelas saya tersebut adalah spesialis penulis Buku Pelajaran (Bahasa Indonesia juga), dan hingga kini (katanya) sudah menulis 78 Buku Pelajaran Bahasa Indonesia.

Hebat? ternyata bagi yang sudah tahu trik-trik menulis buku pelajaran sekolah, itu adalah pekerjaan termudah dalam menulis buku. Kakak kelas saya tersebut buka rahasianya, sebetulnya dalam menulis buku pelajaran hanya butuh satu buku 'induk' atau master-nya. Buku induk tersebut ibarat indukan (hewan) yang akan kita kembangbiakkan setiap waktu (semau kita). "Buku induk tersebut bisa kamu peroleh dari penulis lain, atau materi perkuliahan kamu semasa di IKIP dulu," begitu saran kakak kelas saya kepada saya.

Lantas bagaimana caranya dari satu 'buku indukan' tersebut menjelma menjadi buku-buku lainnya, ini triknya :

1. Ganti judulnya

Setiap kita mau rilis buku baru, maka kita tinggal mengganti judul buku pelajaran tersebut, contoh: 'Buku Pintar Bahasa Indonesia', bulan berikutnya kita namakan 'Buku Cakap Bahasa Indonesia, bulan berikutnya kita ganti lagi 'Pandai Berbahasa Indonesia' dst..dst..

2. Buku yang sama bisa kita jadikan menjadi 3,5,8,10 bahkan tak terhingga, tinggal kita lakukan poin 1 diatas, kemudian kita bolak-balik isinya, misalnya Pembahasan 'Kalimat Majemuk 'di buku yang satu kita taruh di bab 2 lain waktu kita pindah ke bab 3 dst..dst..

3. Setelah poin 1 dan 2 diatas kita lakukan, jangan lupa kita ganti contoh-contoh kalimat, maupun kosa katanya. Contoh : di buku pertama kita pakai contoh kalimat 'Ibu pergi ke pasar' di buku kedua kita ganti contohnya 'Bapak pergi ke sawah' , dengan langkah demikian saja kita bisa membuat puluhan bahkan ribuan buku semau kita.

4. Setelah 3 langkah di atas kita lakukan, kita tinggal mengganti lay out dan cover buku, ini perlu karena kita ingin membuat & menerbitkan buku dalam jumlah tak terbatas dengan materi yang relatif tetap.

Pertanyaannya: bagaimana caranya menembus pihak penerbit buku agar mau menerbitkan buku pelajaran kita?

Tenang saudara, pihak penerbit (apapun) hampir dipastikan dengan tangan terbuka akan menerima naskah kita. Karena dari berbagai survey, penerbit akan untung besar bila menerbitkan buku pelajaran sekolah. Ini berkaitan dengan pasar yang tersedia luas dan berkesinambungan. Contoh saya pribadi, gagal menulis di koran berkali-kali, begitu banting stir menulis buku pelajaran, tanpa ba bi bu berbagai penerbit bersedia menerbitkan buku saya. Mutu tidak begitu penting dalam buku pelajaran, kontennya pun masih sama dengan buku pelajaran puluhan tahun silam, tinggal kita up date contoh2 dan kita sisipi hal-hal yang aktual jadi deh. setelah lima buku saya masuk ke penerbit (yang saya buat dalam waktu sebulan!), saya sedang menyiapkan buku ke 6-10 saya, tentunya dengan materi yang sama hanya perlu kiat-kiat seperti uraian saya diatas.

So, buat rekan-rekan guru atau umum, jika anda mengalami kegagalan menembus koran dalam hal kepenulisan, cobalah menulis buku pelajaran anak sekolah. Saya sudah membuktikan sendiri, lebih gampang daripada membalik telapak tangan sekalipun.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun