Selama menjadi menantunya saya melihat sosok Mama Mertua adalah sosok yang memberikan teladan dengan perbuatan. Selama beliau sehat selalu keliling menghadiri undangan, menghadiri kerabat. Mama adalah anak pertama dari 4 bersaudara. Adiknya laki-laki semua dan sudah terlebih dahulu dipanggil Allah SWT. Mama di awal kami menikah selalu mendukung agar kami segera mandiri. Jarang beliau mencampuri urusan rumah tangga secara berlebihan. Jangan tanya bagaimana tubuh mama berkeliling untuk mengurus cucu-cucunya. Semangat hidup selalu menyala, selalu doanya Mama ingin mati tanpa merepotkan anak-anak.
Kamilah yang merepotkan Mama!
Pesan-pesan dan Nasihat yang akan kami ingat:
“Jangan banggakan anak-anakmu, sebab di antara teman-teman kalian ada yang tidak memiliki anak dan ingin punya anak”
“Sayangi anak-anak, termasuk ketika bertemu anak-anak di mana pun”
“Mama tidak mengajarkan kami untuk mengejar kekayaan materi, tidak pernah merisaukan harta secara berlebihan”
Saat-saat akhir hidup Mama selalu didatangi dua anak yang bandel, Mama selalu memotong makanannya dan disimpan di belakang tempat tidurnya, ponakan saya yang selalu menyapunya. Demikian juga dengan uang, Mama lipat uang itu untuk dikasihkan jajan anak-anak tadi. Tidak pernah bilang ke siapa pun. Meskipun bandel mama sangat sayang pada mereka, begitu selalu mama bilang. Wallahu alam siapa kedua anak itu, itulah tanda-tanda yang makin dekat ke ajal mama.
Rasa sayang Mama pada anak-anak, ternyata ditunjukkan saat Mama melaksanakan ibadah umrah, di sana pun banyak anak-anak yang mendatangi mama. Mereka seakan bertemu dengan ibunya.
Selamat jalan Ma, semoga Allah menempatkanmu pada tempat terbaik.
(2 Oktober 1934 - 15 Oktober 2023)