"Pak sepatu Mama juga sudah nggak enak dipakainya, sekalian ya belanjanya", sergah istrinya.
Sebenarnya sebagai pekerja tepatnya ASN di sebuah kantor pemerintahan Kang Daday menyadari THRnya tidak akan pernah cukup untuk memenuhi semua itu, tetapi tahun ini mendapat atasan yang baik yang mau berbagi rezekinya. "Jangan ribut, terima saja anggap saja rezeki tak terduga", demikian pesannya ketika dia menerima amplop yang cukup lumayan tebal. Â "Ini hasil penyisihan, kau telah bekerja dengan baik", demikian kata atasannya. Â
Menjelang lebaran, semua diusahakan dibagikan saat puasa ramadan, termasuk pembagian SHU koperasi di kantornya. Â Tak aneh putaran uang saat Idul Fitri sangat luar biasa besar.
"Pak jadi ya hari ini ke mal sambil buka puasa?", Â kata si sulung Tina, membuyarkan renungan Kang Daday. Â Mal memang tetap penuh dan diburu orang, meskipun harus mengikuti prokes dan diperiksa di pintu masuk.
"Sekalian malam mingguan Pak", lanjut Tina, padahal itu malam ganjil ke-27, yang besar kemungkinannya untuk turunnya lailatul qadar. Â Seperti diisyaratkan Nabi "carilah di malam-malam ganjil, pada sepuluh malam terakhir". Â
Kang Daday menghela nafas, dan bergumam dalam hati "mudah-mudahan tahun depan masih bertemu dengan Ramadan dan aku akan belanja kebutuhan hari raya jauh hari sebelumnya agar bisa fokus di sepuluh malam terakhir".
Kang Daday lupa THR dibagikan H -7 menjelang hari raya.
Bogor, 30 Ramadan 1442 H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H