Kondisi ini sangat bisa dipahami karena bagaimana pun tidak diawali dengan orientasi yang memadai. Beda jenjang jadi terjadi kekagetan budaya SMA dengan perguruan tinggi (shock culture). Apakah ini juga akan berlanjut di tahun pelajaran 2021/2022? Mudah mudahan tidak.
Terbayang tempat kos di dekat perguruan tinggi menjadi sepi. Ketika PSSB pertama diberlakukan pertengahan Maret 2020, saya menjemput anak ke Bandung dan selama hampir 4 bulan dikosongkan. Pemilik kos menghubungi nggak usah diangkut barang barangnya dan biayanya akan didiskon. Praktisi enam bulan tidak diisi, karena baru perpanjangan lagi September 2020.
Usaha laundry, UMKM sekitar kampus dan usaha lainnya mati suri. Sangat dahsyat imbas pandemi corona ini.
Jauh yang lebih mengkhawatirkan adalah imbas tidak berjalannya pendidikan itu sendiri secara tatap muka. Â Kasus bunuh diri terjadi, meskipun secara kuantitatif kecil tetapi tetap saja terkait masalah nyawa.
Sementara imbas lainnya tak kalah mengkhawatirkan, hamil di luar nikah, penyalahgunaan obat-obatan, perilaku anak yang semakin tidak terkontrol, orang tua kewalahan dan tentunya adalah kesehatan mental anak-anak itu sendiri. Inilah yang mendorong terbitnya SKB empat menteri untuk segera bisa tatap muka.
Tetapi liburan panjang yang bertepatan dengan libur nataru semakin membuat angka yang terpapar covid 19 meningkat kembali bahkan lebih parah. Kondisinya menjadi darurat di beberapa tempat. Akhirnya pembelajaran tatap muka dibatalkan.
Dua daerah yang saya ketahui yaitu Depok sudah memutuskan menunda pembelajaran tatap muka sampai pergantian tahun pelajaran. Â Sementara Kota Bogor menunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Tips pilih sekolah dan kampus
Untuk perguruan tinggi negeri dan atau swasta tentunya lebih mudah, dengan mencari alamat situs mereka. Â Kita ketahui untuk perguruan tinggi cukup dengan mengetikkan alamat situs dengan akhiran ac.id maka dengan mudah kita dipandu. Contohnya ingin mengetahui UI atau ITB cukup dengan mengetik ui.ac.id atau itb.ac.id.
Untuk sekolah negeri dari jenjang SD sampai SMA juga alurnya sudah jelas dikelola disdik masing kota/kabupaten dan provinsi. Karena kursi yang tersedia terbatas maka tentunya harus jaga-jaga memilih sekolah swasta. Di sinilah saya akan memberikan tipsnya,  karena hampir 25 tahun saya berkiprah di perguruan swasta. Inilah beberapa tips dalam memilih sekolah swasta:
1. Ingat iklan yang ada kalimat "untuk anak kok coba-coba?", Â sekolah tidak hanya transfer ilmu, tetapi juga pergaulan, wawasan pertemanan dan lain sebagainya.