Mohon tunggu...
Syabar Suwardiman
Syabar Suwardiman Mohon Tunggu... Guru - Bekerjalah dengan sepenuh hatimu

Saya Guru di BBS, lulusan Antrop UNPAD tinggal di Bogor. Mari berbagi pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Pilih-pilih Sekolah pada Masa Pandemi

11 Januari 2021   01:11 Diperbarui: 11 Januari 2021   02:13 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekolah (nusabali.com)

Tahun telah berganti, bagi yang duduk di kelas akhir, apapun jenjangnya kudu siap-siap mencari sekolah lanjutan. Bahkan bagi beberapa kalangan begitu duduk di kelas akhir sudah mulai mempersiapkan diri untuk mencari dan tentunya ingin masuk sekolah tujuan.

Untuk yang duduk di kelas akhir awal tahun 2021 akan semakin disibukkan untuk aktivitas pilih sekolah. Sedangkan untuk yang duduk di kelas XII, tentunya aktivitas pilih kampus adalah bagian tak terpisahkan sambil mengikuti bimbel tembus UTBK ke PTN yang diinginkan.  Tentunya sambil berharap tahun pelajaran 2021/2022 berjalan normal tanpa pandemi.

Aktivitas pilih sekolah atau kampus tentunya tidak leluasa karena pandemi. Dulu sekolah sekolah tertentu dalam kegiatan wisata menyelipkan kegiatan kunjungan perguruan tinggi. Ramai sekali, rombongan sekolah dengan menggunakan bus-bus pariwisata berseliweran di kota-kota yang memiliki perguruan tinggi ternama. Bandung, Yogyakarta, Malang adalah tujuan utama, karena selain kunjungan ke Perguruan tinggi, kota-kota tadi memiliki tempat wisata yang asyik untuk dikunjungi.

Tidak hanya anak yang sibuk dan pusing, orang tua juga ikut dibuat sibuk dan tentunya pasti pusing. Mengapa pusing? Karena masuk sekolah atau kampus membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk perguruan tinggi tidak hanya uang masuk, tetapi juga harus disiapkan dana lain, misal dana untuk kos. Kuliah kadang berbeda kota dengan tempat tinggal orang tua. Bagi yang ekonominya menengah tentunya siap-siap pinjam, atau gadai barang demi masa depan sekolah anak.

Demikian pula dengan yang mau masuk sekolah baik jenjang TK, SD, SMP maupun SLTA siap-siap menyiapkan dana yang juga lumayan.  Dana yang harus disiapkan jika tidak diterima di sekolah negeri meliputi dana sumbangan pendidikan (dibayar saat masuk saja), sumbangan pembiayaan pendidikan (SPP), seragam, dana kegiatan, buku.

Sebenarnya dalam terminologi mahal relatif, mengapa? 1. Terkait pelayanan 2. Fasilitas 3. Anak adalah investasi masa depan.  Harapan orang tua tentunya anaknya menjadi anak yang baik dan berhasil dalam kehidupannya kelak.

Kondisi Pendidikan Masa Pandemi

Berbicara sekolah di masa pandemi sangat kompleks. Banyak sekolah swasta di awal tak mampu membiayai kegiatan operasional sekolah karena sulitnya menagih uang SPP  sebagai uang operasional bulanan. Terutama swasta kecil, padahal menurut penelitian sebuah lembaga pelayanan publik justru sekolah swasta kecil ini katup pengaman bagi kalangan miskin di perkotaan.

Kondisi paling parah dialami jenjang pra sekolah yaitu TK, banyak orang tua yang menunda menyekolahkan anak-anaknya karena alasan kesehatan.

Saya pribadi setidaknya bertemu dengan tiga orang tua yang setuju keputusan anaknya untuk tidak sekolah dulu.  Dua orang akan melanjutkan  ke jenjang SMP, biarlah tertunda satu tahun daripada sekolah juga tidak jelas dan dipusingkan dengan urusan tetek bengek karena harus punya HP, internet dan sebagainya.

Sementara satu lagi adalah orang tua yang sudah membayar lebih dari 10 juta ke sebuah perguruan tinggi, tetapi kemudian anaknya "mogok" tidak mengikuti perkuliahan karena pusing tiap hari daring.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun