Banyak orang yang memilih cerdas ketimbang pintar. “Pintar itu Bisa Keblinger!” sering saya mendengar kalimat itu.
Bertautan dengan Cerdas, saya memberanikan diri untuk membuat program “Kampung Cerdas Kampung Membaca.” Dimana setiap kampung mempunyai perpustakaan gratis. Aktivitas sehari-hari yang bergelut di Rumah Baca Asma Nadia Garut - sebuah perpustakaan gratis – membuat saya bersemangat untuk segera menindaklanjuti program ini.
Salah satu alasannya adalah fakta di lapangan banyaknya kampung-kampung yang berlum terjamah perpustakaan atau taman bacaan. Apalagi paradigma masyarakat di daerah masih minim akan pentingnya pendidikan, dalam hal ini “Kebiasaan Membaca.” Seakan membaca merupakan hal yang pasif, membosankan, kaku, atau apalah sebutannya.
Padahal kita yakin, dengan membaca kita akan tahu. Slogan-slogan tentang pentingnya membaca sering kita dengar. Membaca adalah Jendela Dunia. Membaca adalah Jembatan Ilmu. Menjelajah Buku Membuka Mata Dunia.
Tapi pada kenyataannya, mengajak orang untuk membiasakan membaca tidaklah gampang. Perlu adanya pencerahan paradigma. Sosialisasi ke tiap-tiap kampung harus digencarkan. Aksi nyata yang bukan hanya ucapan, tetapi diperlukan ACTION!
#KampungCerdasKampungMembaca terinspirasi oleh sesama relawan Rumah Baca AsmaNadia Ciranjang, yang lebih dulu mensosialisasikan Gerakan Kampung Membaca. Yang telah mendirikan perpustakaan gratis di dua puluh kampung. Sungguh tidak mudah. Perlu kerja ekstra mewujudkannya.
Semoga saja banyak pihak, termasuk merapatnya relawan baru yang siap terjun untuk mendukung #KampungCerdasKampungMembaca ini.
yusronfauzi.com | Pembelajar yang Tak Pernah Pintar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H