Liburan panjang antara Isra' Mi'raj hingga Imlek, menjadi momentum untuk menyelesainkan sebuah buku novel yang kudapat sebagai hadiah dari teman 'komunitas membaca.' Ga usah kusebut namanya yaa.
Secara kebetulan, aku suka sekali dengan novel berlatar sejarah. Selain Umar Kayam, Pramoedya juga punya kekuatan yang sama dalam setiap tulisannya. Dan ini lagi, penulis yang baru kukenal, Galih Pranata dengan novel romannya, Bunga di Hari Lalu yang secara iseng kucoba tamatkan setelah sebulan lalu tersimpan rapat.
Novel ini macam teenlit yang dibumbui plot suka cita hingga derita percintaan Soediro dan Prilie. Tapi yang aku mau gambarkan adalah semangat dan kebesaran dari kekuatan tulisan penulis yang diselipkan dalam adegan atau gagasan dalam novel gubahannya. Yang tentunya, relate dengan keadaan hidupku.
Ayo, kita mulai:
1. "Membaca adalah modal penting dari seorang manusia untuk memenuhi rasa keingintahuannya. Membaca menolong manusia untuk menembus batasan-batasan tertentu" (Bunga di Hari Lalu, hal. 66)
Mungkin kalimat ini sederhana, tapi Galih sudah membawa pembaca untuk mengimajinasikan kehidupan zaman dulu tentang sebuah harga yang mahal untuk dapat memiliki kemampuan 'membaca'. Kalo baca lebih jauh, akan lebih terasa kedalaman maknanya. Next!
2. "Ya, begitulah kehidupan dunia, Ro, berisi tentang kepiluan dan penderitaan yang bersifat fana dan sementara." (lek Cholies pada Soediro, hal.98)
Bagiku pandangan ini umum, tapi berhasil memberi penyadaran langsung buat aku yang kadang banyak khilafnya hehe. Mau ga mau, aku perlu katakan ini kerap kali relate sih, karena banyak juga orang yang mengalaminya di dunia ini. Tentang rasa pilu dan derita, tapi itu semua fana dan sementara.
3. "Kau harus belajar, kau harus bisa membaca, kau harus bisa berhitung, dan kau harus bisa menulis. Agar kepintaranmu bisa menyaingi mereka, kau hebat dan tak bisa mereka kalahkan..." (Soediro pada siswa-siswanya, hal. 103)
Siswanya mungkin siswa SD, tapi buatku maknanya luas sih. Ini jadi satu syarat yang sarat makna untuk mendorong kita menjadi manusia yang adaptif dan mau terus belajar. Di lingkungan yang mengucilkan kita, tapi kita tetap bisa tunjukkan bahwa kita tak semudah itu direndahkan!