Mohon tunggu...
Muhammad Hendra
Muhammad Hendra Mohon Tunggu... lainnya -

...hanya orang biasa...bukan siapa-siapa...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

....Cinta Mengapa Kau Hentikan Kami Diantara Titian Perjalanan.....

2 Mei 2010   03:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:28 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_130046" align="aligncenter" width="535" caption="..Kemanaku harus melangkah saat lenteraku hanya memancarkan ketergelapan...."][/caption] Akankah kau hentikan langkahku diantara persimpangan yang menggiring menuju derai ratapan dan tangis penyesalan…….. Cinta, alangkah menawannya dirimu saat aku dan dia kau ikatkan dalam jeratmu, kau satukan dalam ruang indah prismamu…

Saat itu kau tutupkan panca inderaku dari segala kerendahan pasangan… Saat mataku memandang ketidaksempurnaan kau gantikan dengan panorama indah istana Al – Hambra yang mempesona…. Saat air liur ku merasakan kepahitan kau suguhkan madu Alaska yang manisnya tak terkira…. Saat kulitku merasakan kesakitan kau gantikan dengan kenikmatan opium yang menghanyutkan…… Saat telingaku mendengar ketercelaan kau dengungkan partitur irama anggun dawai kecapi yang begitu mendamaikan….. Saat hidungku mencium kotor kebusukan kau tiupkan semerbak hutan cemara Cyprus yang mampu menentramkan….. Saat kelu bibirku mencoba melukiskan kau yakinkan akan keterbatasan untuk tiap bait perasaan yang kucoba ungkapkan….. Saat prasangka ku takut akan penghianatan kau dongengkan tentang legenda Rama-Shinta yang penuh dengan kesetiaan…. Saat qolbuku dilingkupi ketergelapan kau nyalakan pelita sebagai cahaya penerang yang memancarkan kelembutan…

Cinta apalah artinya kekurangan jika kekuatan bisikmu dapat menciptakannya menjadi kelebihan…

Keterbatasan menjadi kesempurnaan….. Kehampaan menjadi keparipurnaan…. Kehinaan menjadi kemuliaan… Keputusasaan menjadi secercah harapan yang menjanjikan…

Duhai cinta,

Mengapa kau hentikan perjalanan jiwa dalam batas sketsa di salah satu garis halus kuasmu, padahal sesungguhnya kau menyimpan rahasia mozaik yang warna lukisnya tak terbatas pada bingkai kanvas dan garis kuas…… Mengapa kau biarkan kami bangga bermandikan dikubangan hitam sementara rahasiamu seluas samudera tanpa tepian, yang menyimpan misteri tak terhingga tentang kasih kedalaman ….. Mengapa pencarian kami kau buyarkan dalam drama penuh kehampaan menuju episode yang akhir ceritanya hanya duka dan derita….. Cinta mengapa kami kau ombang-ambingkan dalam kayuh keinginan saat yang kau rahasiakan lebih dari sekedar kiasan….. Mengapa kami kau perangkap dalam pusara aksara kata dan angka logika demi memegang fana kepuasan yang muaranya pada titik nadir binasa…. Mengapa kau biarkan rasa kami terpenjara dalam propaganda saat akhir kisahmu lebih dari sekedar kata mesra….

[caption id="attachment_130046" align="aligncenter" width="535" caption="Mengapa Kau biarkan kami begitu terlena hanya karena sebutir tetesan cinta yang Kau jatuhkan...... "]

[/caption]
Atau kau…..anggap tak pantas bagi kami untuk kau tanggalkan tabir anugerah yang kau jaga, karena lumpur dosa yang telah menenggelamkan jiwa…. Atau kau tak tega mengetuk hasrat untuk dirimu karena kami yang begitu bahagia tersihir akan desahan nikmatnya mencinta di persinggahan sementara, hingga kami memalingkan muka tanda tak percaya akan tujuan yang lebih paripurna….. Atau kau hanya malu menyikap tirai aurat indah parasmu, karena kau tahu tiap harap yang kami syahdukan hanya dusta tak bermakna karena hati kami telah terkailkan oleh yang tak sempurna…..

Duhai cinta, seandainya kau memiliki perasaan, Kumohon labuhkanlah hatiku ke dermaga Sang Maha Pencinta… Dimana kisah akhir perjalanannya tak ada bisikan dan pertanyaan akan keraguan, tak akan ada pilihan antara kesengsaraan dan kebahagiaan.....karena yang ada hanya keindahan..... Lalu……

Adakah lagi ku merasa perih kepedihan akan penolakan …… Adakah lagi ku merasa dahaga keinginan yang takkan pernah terpuaskan…. Adakah ku merasakan gelombang badai jika sampan perjalanan sudah ku singgahkan ke telaga Sang Pemilik perasaan…. Adakah ku merasakan kerasnya hasrat hempasan topan jikalau hatiku tlah kau hanyutkan oleh kebijaksanaan…. Adakah ku melihat penistaan jika yang ku lihat hanya kebaikan diantara luapan kasih sayang yang kau tumpahkan........Adakah ku melihat keburukan tiap ciptaan jikalau cintaMulah yang telah menggerakkan…..

Oh..Duhai... Cinta betapa indahnya kau…… Betapa mengagumkannya hamparan perjalanan yang kau tawarkan.. [caption id="attachment_130046" align="aligncenter" width="535" caption="Duhai cinta tunjukkan kami jalan menuju keagungan.........."]

[/caption] Wahai cinta…..kumohon jangan kau hentikan langkah perjalanan kami dalam pandangan yang menyilaukan, diantara suara rayu yang memekakan, diantara lembutan belaian yang menyayat perasaan, dalam mulia yang menghinakan.....………. Wahai cinta siapakah pemilik cinta engkau…. Kumohon sampaikan tiap bait kata cintaku kepada sang penabur cinta agar semai cinta semakin mengelora kepada dia yang berhak dicinta….. ----- Terima kasih sahabat sudah berkenan membaca...Mohon doa dalam perjalanan yang penuh dengan tikungan.......

اَللــّٰـهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍوَعَلَىآلِ مُحَمَّدٍ

Wallahualam Bishawab -------- Sumber Gambar...silahkan Klik gambar.... Artikel bagian Pertama : Maaf....aku tidak mencintaimu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun