Keterbatasan ruang, yang dulunya di sekolah dengan fasilitas pendidikan yang mumpuni, menjadi di rumah yang minim fasilitas. Waktu belajar di sekolah tentu berbeda rasanya jika dibandingkan dengan waktu belajar di rumah. Tidak ada teman-teman, tanpa kelas ruangan, dan berjuang mempelajari bahan pelajaran sendirian.
Jika dibiarkan berlarut-larut, keterbatasan ruang dan waktu ini dapat menjadi kendala besar bagi dunia pendidikan. Berat? Pasti! Apalagi jika mengingat kondisi rumah masing-masing anak didik dan guru berbeda-beda. Namun, tantangan ini tidak boleh menjadi hambatan, guru dan sekolah hendaknya berinovasi guna menciptakan kegiatan belajar dan mengajar secara virtual.
2. Teknologi dan InternetÂ
Bersyukur dewasa ini teknologi dan internet sudah banyak membantu kita ditengah hiruk pikuk pandemi yang tidak karuan. Teknologi dan internet sedikit banyak telah membantu proses pengajaran secara virtual atau daring.
Namun sayangnya, tidak semua guru dan anak didik yang familiar dengan kemajuan teknologi, beberapa masih dapat dibilang gagap teknologi alias gaptek. Belum lagi perkara gadget yang sering kali tidak support dengan aplikasi pembelajaran. Sebut saja gadget yang jadul. Jaringan internet yang tidak stabil, serta kuota internet yang perlahan membengkak, mungkin dapat juga menjadi tantangan pengajaran di masa pandemi ini.
3. Keluhan Orang TuaÂ
Banyak orang tua yang mulai kewalahan menghadapi pembelajaran virtual. Belum kelar urusan dapur, si anak sudah merengek minta dinyalakan laptop. Laptop menyala pun tidak menjadi jaminan anak fokus mengikuti pelajaran, orang tua harus turut serta mengawasinya.
Bagaimana orang tua tidak mengeluh? Dampaknya juga dirasakan sang guru karena keluhan orang tua ini pasti disampaikan kepada gurunya. Disamping orang tua yang harus siap mendampingi, guru juga harus pintar-pintar menjawab keluhan orang tua dan memutar otak untuk meminimalisir berbagai keluhan.
4. Penyampaian MateriÂ
Siapa yang pernah mengantuk saat belajar di kelas? Aku salah satunya hehe, karena materi yang disampaikan guru terlalu monoton. Saat raga berada dalam satu ruang dengan guru, rasa kantuk bisa saja datang mengerang. Apalagi sekarang, saat tatapan bertemu secara maya melalui layar laptop.
Sebab itu, penyampaian materi kepada anak didik saat pembelajaran virtual harus efektif dan menarik. Hal ini tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi guru yang tidak terbiasa membuat bahan tayang untuk disajikan secara online.