UNESCO melaporkan dalam Global Education Monitoring (GEM) tahun 2016, mutu pendidikan Indonesia berada pada peringkat ke-10 dari 14 negara berkembang, sementara kualitas guru Indonesia menempati peringkat ke-14 dari 14 negara berkembang. Jujur, data ini membuatku cukup teriris melihat pendidikan Indonesia yang miris.
Coba bayangkan, seorang anak TK, seperti aku pada masa kecil, bisa terinspirasi dari gurunya. Padahal kalau dipikir-pikir, apalah yang dimengerti oleh anak usia 4 tahun? Namun andai kata banyak anak didik yang terinspirasi dari guru mereka sehingga kian juga bercita-cita menjadi guru, dapat dipastikan Indonesia tidak akan kekurangan tenaga pengajar.
Segelintir faktor di atas menunjukkan bahwa perlunya peningkatan kualitas guru di Indonesia. Mengingat tantangan yang dihadapi kian berat dari waktu ke waktu. Metode pengajaran zaman dahulu pasti berbeda dengan zaman sekarang atau istilah kerennya zaman now. Itulah alasannya diperlukan peningkatan kualitas guru di Indonesia.
Transformasi Pendidikan IndonesiaÂ
BERUBAAAAHHH!!! Ala-ala power ranger atau sailormoon, serial kartun pada saat aku kecil dahulu, anak 90an, pasti tahu deh hehe! Kurang lebih, begitulah yang dirasakan pendidikan Indonesia di masa pandemi ini, berubah atau bertransformasi. Transformasi pendidikan telah terjadi walaupun memang secara terpaksa, ya terpaksa karena pandemi ini. Mau tidak mau, suka atau tidak, memang sudah saatnya pendidikan Indonesia berubah.
Semua orang pasti paham bahwasanya transformasi bukanlah hal yang mudah. Banyak tantangan yang tak ayal menjadi kendala bagi proses pengajaran. Apalagi di masa pandemi, tantangannya akan semakin berat dan butuh strategi ekstra dalam melakukan pengajaran.
Awal tahun 2020, perjumpaan anak didik dan guru masih berlangsung normal di ruang kelas, pengajaran langsung, dan terkontrol dengan baik oleh orang tua dan sekolah. Namun, semuanya serasa berbalik 180 derajat sejak pandemi melanda Indonesia bahkan dunia.
Tidak ada lagi pertemuan tatap muka, semua harus tetap di rumah demi terhindar dari virus sumber malapetaka. Mau tidak mau, pengajaran harus dilakukan secara virtual di rumah masing-masing. Wah, rasanya hal ini menjadi tantangan baru dunia pendidikan tanah air, terlebih tantangan bagi para guru dalam proses pengajaran. Apa saja hal-hal yang menjadi tantangan guru dalam proses pengajaran di masa pandemi?