Pendidikan kita kembali tercoreng oleh ulah peserta didik yang tak mencerminkan ketawadukan terhadap guru. Sebelumnya, jagad pendidikan Indonesia dikejutkan oleh kematian guru SMK di Sampang, Madura. Seorang peserta didik yang tak terima ditegur karena ramai saat pembelajaran berlangsung, melayangkan "Jotos" yang tentu disengaja atau tidak membukakan gerbang kematian sekaligus pemicu wafatnya sang guru seni tersebut.
Kasus baru muncul, seorang guru yang terbilang berusia senja, dipermainkan si muridyang berlokasi di Kendal Jawa Tengah. Alasan bergurau tak begitu saja menghapus geram para Netizen. Sekali lagi, tawaduk terhadap guru menjadi isapan jempol dan tak terdengar lagi gaungnya.
Kali ini di sekolah SMP di kawasan Gresik, peserta didik kembali berulah. Merokok di dalam kelas. Ditegur baik-baik oleh sang guru, malah nyolot, Dan melakukan hal yang bertentangan dengan norma kesopanan.
Guru kembali menunjukkan kualitasnya. Dengan tenang ia menghadapi muridnya. Video itu tersebar begitu saja di era yang terbilang serba cepat ini. Jika orang berpikir tak akan ada yang mampu menyamai kecepatan cahaya, kini teori terbantahkan. Â
Moral Dan Kurikulum
Pemerintah telah berupaya memperbaiki moral-moral peserta didik. Pendidikan karakter, yang pertama kali digaungkan pada kurikulum 2006 dan masih berlanjut hingga kini. Masih tak cukup, pemerintah mulai mengobok-obok kurikulum. Kurikulum terus direvisi. Hasilnya, pembentuk moral dan spiritual peserta didik, kini tak hanya menjadi tanggungjawab guru PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) Dan Pendidikan Agama saja, melainkan menjadi tanggungjawab seluruh guru mata pelajaran.
Setiap mata pelajaran memiliki potensi membentuk karakter positif peserta didik, baik secara tersurat maupun tersirat. Secara tersurat dapat disisipkan ketika menjelaskan materi pembelajaran. Sebagai contoh mata pelajaran Bahasa Jawa yang merupakan muatan lokal di kawasan Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta memiliki tujuan akhir membentuk kesopanan melalui tutur kata berbahasa.
Secara tersirat, peserta didik secara tidak langsung memperoleh hikmah positif dari kegiatan pembelajaran, kerja maupun diskusi kelompok. Dari kegiatan itu, peserta didik dilatih bekerja sama, percaya diri, disiplin, tanggungjawab, dan masih banyak karakter positif lainnya.
Bagaimana dengan spiritual? Sisi spiritual peserta didik disinggung melalui materi pembelajaran yang berpotensi memunculkan rasa syukur atas segala nikmat yang telah dirasakan. salah satu contoh materinya ialah  hujan pada mata pelajaran Geografi. Dengan adanya hujan, manusia tak perlu repot-repot mengambil air yang terakumulasi di laut, karena hujan merupakan distributor air dari lautan menuju daratan secara gratis. Pertanyannya, sudahkah usaha pemerintah dari garis pedoman pendidikan sudah optimal dan berhasil meningkatkan moral dan kesopanan peserta didik?
Sekolah militer
Terdapat cerita menarik terkait sekolah kemiliteran. Di YouTube pernah beredar video mengerikan latihan militer Indonesia yang tentu membuat penontonnya merinding. Prajurit merayap sambil ditembaki menggunakan peluru dari senjata laras panjang. Kisah itu masih sebagian, terdapat kisah menarik lain yang pernah saya dengarkan Dari teman yang diterima di pendidikan militer.