Mohon tunggu...
Agnito Moningka
Agnito Moningka Mohon Tunggu... -

Guru SMAS Lokon St. Nikolaus Tomohon, Sulut Sekolah Berasrama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Revolusi Proses Belajar Mengajar di abad digital

9 Juni 2014   21:40 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:30 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para siswa kita (terlebih mereka yang tinggal di perkotaan) tidak bisa dipisahkan lagi dengan TV, HP, gadget, warnet, dll. Kita hampir tidak pernah bisa memisahkan mereka dengan peralatan TIK tersebut. Betapa tidak, sejak lahir mereka sudah dijejali dengan pelbagai macam sarana informasi yang terus mencecar mereka. Bahkan dapat dikatakan bahwa teknologi informasi sudah menjadi bagian dari keseharian mereka. Mereka adalah PENDUDUK ASLI abad ini. Lihat presentasi Kelase.com halaman 21. https://dl.dropboxusercontent.com/u/74178646/Social_Mobile_Learning/Social_Mobile_Learning.html

Sementara para guru masih berkutat dengan cara belajar tradisional (sekalipun banyak di antara para guru sudah mendapatkan pelatihan pembelajaran siswa aktif. Ingat CBSA). Jangan heran para guru menjadi sulit mengatasi cara belajar siswa yang sudah sangat bervariasi (visual, audio, kinestetik). Guru frustrasi, siswa tidak bersemangat. Pembelajaran bukan lagi sekedar alih ilmu dari guru kepada siswa tapi benar-benar telah mengalami perobahan sesuai dengan semboyan bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantoro. Guru tidak hanya berdiri di depan sebagai satu-satunya sumber ilmu dan pengarah, namun juga menjadi teman bagi para siswa (bahkan proses belajar siswa dengan siswa - peer educator) serta menjadi fasilitator yang memberi dan menyediakan jalan terbaik bagi siswa untuk maju dan berkembang. Di antara banyak alat bantu mengajar saya bisa menyebutkan salah satunya pada tautan berikut ini http://www.intel.co.id/content/www/id/id/education/k12/teachers.html

Pembelajaran online memang bukan satu-satunya metode untuk membantu siswa mencapai kemampuan maksimalnya namun perlulah kita mempertimbangkan keunggulan metode ini dan menempatkannya sebagai salah satu media pembelajaran guru.

1402299427838860842
1402299427838860842

Mari kita berdiskusi......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun