Saling menguntungkan, itulah mungkin kesimpulan yang tepat untuk program mudik gratis, meskipun hingga saat ini tentu masih dalam jumlah yang terbatas karena belum mampu memberikan pelayanan gratis kepada seluruh pemudik. Namun demikian sudah amat layak untuk diapresiasi atas terselenggaranya program mudik gratis tersebut dan kiranya dapat lebih ditingkatkan lagi baik secara kwantitas armada, area maupun tingkat kwalitas pelayanannya dari penyelenggara mudik gratis.
Bagi masyarakat pemudik yang terpaksa harus mudik secara mandiri/individu tentu sebaiknya tetap bersabar dan mampu mengedalikan diri selama perjalanan, menaati peraturan lalulintas dan peka terhadap kondisi lalulintas, mengingat jalan raya merupakan milik bersama, bukan milik pribadi, sehingga penting untuk saling harga menghargai sesama pengguna jalan.
Pemudik juga harus pandai menaruh empati kepada sesama, saling merasa senasib sehingga tidak perlu saling serobot, tidak perlu saling memaksa mendahului jika situasi tidak memungkinkan. Haruslah tetap ditanam dalam hati bahwa tujuan mudik adalah untuk menjalin ukhuwwah dan persaudaraan demi kerukunan, persatuan dan kebahagiaan bersama. Semua yang ada di jalan harus merasa sebagai sesama pemudik yang memiliki tujuan sama yaitu beribadah, mematuhi perintah sang khaliq untuk bersikap hormat kepada siapapun, baik dijalan maupun di tempat tujuan.
Semoga mudik tahun ini merupakan mudik yang penuh berkah dan merupakan bagian dari kemenangan yang diperoleh bersama-sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H