Mohon tunggu...
Cak Kartolo
Cak Kartolo Mohon Tunggu... -

Iklan rokok membuat masyarakat kita permisif terhadap asap rokok. Pendukung gerakan anti-JPL (Jaringan Perokok Liberal). Penggagas hash tag #buangsajarokokmu

Selanjutnya

Tutup

Money

Industri Rokok Tidak Lagi Padat Karya

15 September 2015   20:38 Diperbarui: 24 Oktober 2015   16:41 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akibat faktor2 di atas, maka industri rokok memutuskan lebih banyak mengimpor mesin linting ke depannya sehingga ini akan mendorong kapasitas produksi yang lebih tinggi dan mengakibatkan jumlah produksi rokok yang lebih berlipat ganda, oleh karena itu membutuhkan ketersediaan bahan baku tembakau lebih banyak lagi. Industri rokok akan semakin rakus dgn tembakau sehingga jika lokal tidak sanggup memenuhi kebutuhannya, mereka akan menutupnya dgn tembakau impor. Akibatnya terjadi peningkatan jumlah impor tembakau dalam kurun waktu 5-10 tahun terakhir sehingga mencapai 49% dari total produksi tembakau.

 

Lalu dengan segala peningkatan di sisi suplai, produksi dan output tadi, petani tembakau dapat apa? RUU Pertembakauan tidak banyak menyentuh perlindungan dari sisi petani, tapi lebih banyak perlindungan di sisi industri. Maka tidak salah jika dikatakan RUU Pertembakauan ini lebih sebagai karpet merah bagi industri rokok baik lokal maupun asing daripada memberi keuntungan bagi petani tembakau dalam negeri RI sendiri.

 

Jika anggota DPR mengatakan bhw RUU Pertembakauan melindungi petani, pertanyaannya adalah petani tembakau mana? Petani tembakau RRC atau India?

 

#TolakRUUPertembakauan

 

Sumber:
http://www.jpnn.com/read/2014/09/09/256566/Produksi-Rokok-Tak-Lagi-Mengebul-
http://www.imq21.com/news/read/273199/20141216/175258/Kemenperin-Produksi-Rokok-Hingga-Oktober-2014-Mencapai-338-Miliar-Batang.html
http://www.kemenperin.go.id/artikel/10054/Rokok-Linting-Tangan-Merana-Linting-Mesin-Berjaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun