Dalam tulisan ini, saya menyoroti dokumen lingkungan yang mengabaikan masa depan anak-anak yang terdampak proyek. Dalam setiap proyek yang berdampak mengganggu ekonomi masyarakat sejatinya pertanyaan utama dan terutama adalah keberlanjutan anak-anak yang orang tuanya terganggu ekonominya karena alih profesi.
Contoh kasus di Rempang, Kota Batam di Kepulauan Riau. Di Rempang, pemerintah hanya membahas persiapan rumah baru tipe 45 dan biaya bagunan sekitar Rp 120 juta dan uang tunggu yang teramat kecil.Â
Di Rempang tidak ada yang membahas bagaimana masa depan setiap siswa yang orang tuanya terkena dampak ekonomi akibat kehadiran Pembangunan Strategis Nasional (PSN). Sejatinya dalam dokumen dituliskan berapa jumlah anak TK, SD, SMP dan SMA dan bagaimana masa depan mereka?
Di hampir semua proyek tidak ada kajian secara cermat dan mendalam bagaimana tata kelola setiap anak-anak yang orang tuanya terkena dampak proyek. Jika keluarga direlokasi, secara otomatis profesi orang tua akan terganggu atau dapat disimpulkan semua yang terdampak proyek kesulitan ekonomi jangka Panjang. Mungkin saja jangka pendek mereka berdampak positif tetapi dampak jangka Panjang akan berubah karena profesi seperti nelayan sudah teruji ratusan tahun hidup berkesinambungan.
Membangun Sekolah Unggul
Kehadiran proyek di suatu daerah sejatinya membawa berkah bagi penduduk sekitar utamanya peningkatan mutu Pendidikan di wilayah berdampak. Ada dua cara dalam peningkatan mutu pendidikan bagi anak-anak yang orang tuanya terdampak penting.
Pertama, perusahaan mendirikan sekolah baru dengan mendatangkan guru yang berkualitas dengan fasilitas istimewa agar anak-anak yang terdampak proyek memiliki masa depan yang hebat.Â
Kedua, perusahaan mengajak sekolah negeri untuk bekerjasama dengan melakukan pelatihan guru secara kontinu agar kualitas guru di sekolah negeri setara dengan kualitas guru unggulan di kota seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan kota kota lain bahkan setara dengan sekolah internasional di negara maju.
Kehadiran sekolah unggulan dengan kualitas guru unggul, fasilitas laboratorium, sarana dan prasarana sekolah yang lengkap secara otomatis membuat anak-anak karyawan pun tidak perlu sekolah ditempat lain yang jauh dari wilayah Perusahaan.
Faktanya selama ini anak karyawan Perusahaan tidak sekolah di dekat Perusahaan karena ragu akan kualitas sekolah di wilayah Perusahaan. Betapa lelahnya anak karyawan pergi sekolah ke tempat yang lebih baik yang jaraknya jauh, bahkan pisah dengan orang tua demi sekolah yang terbaik.
Membangun sekolah unggul tidaklah sulit bagi Perusahaan jika memiliki komitmen jangka Panjang terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) anak-anak Indonesia. Ketika sekolah unggul hadir di wilayah perusahaan, selain anak karyawan mendapat pendidikan terbaik sekaligus membangun komunikasi yang baik antara anak karyawan dan anak-anak sekitar.
Anak karyawan dan anak penduduk sekitar dapat berlomba menjadi anak-anak berprestasi dan masa depan mereka akan setara. Mereka akan menyadari bahwa masa depan bukan ditentukan siapa orang tua mereka tetapi ditentukan oleh keseriusan mereka memanfaatkan waktu belajar di sekolah yang unggul. Interaksi sosial anak-anak karyawan dan penduduk sekitar akan berjalan dengan baik. Mereka sekolah dan bermain secara bersama-sama. Kebersamaan akan menjadi peristiwa penting bagi hidup mereka.