Tas yang tinggal adalah  tas seorang ibu yang isinya pakaian anak balita.  Mendengar itu, istri saya membawa Dome membeli  pakaian termasuk  pakaian dalam.  Saya bilang Dome, bahwa  ceritamu cukup unik. Biasanya orang sukses itu pengalaman hidupnya unik. Ini ciri-ciri kamu akan suskes.  Terima kasih tulang, jawabnya.
Selama kuliah Dome tinggal di rumah kami. Dome rajin belajar dan nilainya sangat bagus.  Dome menjadi anak kandung di rumah kami.  Dalam perkuliahan Dome hanya kesulitan  ketika tugas akhir.  Dome agak sulit komunikasi dengan  dosen pembimbing  yang akhirnya saya telpon dosennya agar  dipermudah. Â
Saya mengenal Dome secara pribadi dan akademik kataku ke dosen itu. Tolong jangan dipersulit anak saya.  Dosen pun mengiyakan walaupun Dome dimarahi di kampusnya. Dosen marah karena Dome dianggap cengeng.  Padahal, menurut saya  dosen yang tidak fokus.  Saya mengikuti kemampuan akademik Ternando  yang cukup bagus.  Saya pikir dosennya yang tidak fokus.
Tidak lama  setelah saya telpon dosennya Dome pun  lulus kuliah dan langsung bekerja di kantor sahabat istri saya.  Tiga bulan bekerja, istri saya  menganjurkan Dome pindah saja. Â
Coba pilih tempat pekerjaanmu yang menambah wawasannmu secara luas dan potensi karirmu bagus. Â Akhirnya Dome bekerja di sebuah bank swasta hingga kini. Â Saya ingin Dome jadi ASN di kampungya di Tapteng. Karena saya pikir ASN cocok anak yang ulet, cekatan dan tulus bekerja.
Ketika Dome wisuda kedua orang tuanya datang ke Tangerang. Kami buat acara  syukuran di rumah kami. Dalam acara itu ayah dan ibunya berterima kasih kepada kami.  Â
Kedua orang tuanya berkata, "songon namarnipi do on dihami (ini bagaikan mimpi bagi kami). Ketika acara itu saya  tanya ibunya apakah Dome sudah mengirim uang  hasil jerih payahnya? Ibu itu mengatakan sejak bekerja Dome rajin mengirim uang.  Saya terharu mendengar kesaksian ibunya.  Saya melihat semua  yang dialami Dome karena doa ibunya.  Ibunya pasrah akan pertolongan Tuhan.
Beberapa waktu lalu, istri saya cerita bahwa Dome mengajak anak saya  Daniel yang berumur 15 tahun menonton bioskop.  Aku  terkagum-kagum mendengar anak saya  diajak  Dome menonton bioskop dan ditraktir sama Dome. Â
Kok ditraktir menontop bioskop saja kok rasanya  bahagia ya? Kata istri saya, karena saya  merasa sukses  mendampingi Dome dari tuduhan penipu hingga  Dome kini bisa membantu keuangan keluarganya.  Analisis istri saya memang  selalu tajam dan akurat. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H