Ompung Saulina menceritakan bahwa ketika dia menjadi tersangka karena kasus pemotongan pohon durian yang amat kecil di pekuburan umum itu dia tertunduk malu ketika keluar dari kapal menuju Pengadilan Negeri (PN) Balige. Bolak bohikku (malu tingkat tinggi) ketika statusku menjadi tersangka dan anak-anakku. Niat kami hanya untuk memperbaiki kuburan nenek moyang kami, mengapa kami jadi penjahat?
Tulang (paman) datang dan memperkenalkan pengacara Boy Raja Marpaung, S.H untuk membela kami rasanya berubah pikiran kami. Hatiku bertanya, "Mengapa saya menjadi penjahat dan harus diadili?" Apa salahku dan anak-anakku? Saya menangis terus menerus sebelum tulang kami kenal.
Setelah tulang menemani kami dan terus datang dari Jakarta setiap sidang saya menjadi sadar bahwa kami tidak salah. Benar bahwa dari adat budaya Batak kami tidak salah.
Saya dan keluarga tidak bisa membalas kebaikan tulang dan kebaikan Boy Raja Marpaung, S.H, dokter Tota Manurung, dan semua teman tulang yang mendampingi kami. Semua datang karena tulang. Kami sangat berterima kasih kepada Tuhan atas kehadiran tulang dan kawan-kawan. Saya bisa balas dengan kembali menenun ulos Batak yang paling mahal yang pernah saya tenun selama 70 tahun lebih saya menun ulos. Ulos paling mahal akan saya buat kepada tulang dan nantulang (istriku).Â
Mendengar ucapan ompung Saulina yang disampaikan dengan air mata itu membuatku juga meneteskan air mata. Saya tak mampu lagi berkata-kata. Aku memeluknya dan berkata sehatlah namboru dan makin panjang umurmu karena kami membutuhkanmu. Sampai kini batin kami sangat dekat.
Kiranya kasus hukum ompung Saulina tidak ada lagi di negeri tercinta ini. Saya hanya datang mendampingi ompung Saulina dan anaknya, tetapi betapa dalamnya makna perubahan dalam diri mereka.
Kasus ini menjadi viral sekitar 5 tahun lalu. Sejak kasus itu mata terbuka dan tersadarkan bahwa kasus hukum tidak boleh bermain-main. Perubahan itu nyata ketika kita terus menerus melakukan kebajikan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H