Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hadiah Ulos Pinussa dan Rela Menjaga Pohon Mangga Demi Tulang

23 Juli 2022   20:25 Diperbarui: 24 Juli 2022   07:53 1287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen Pribadi

Mendengar informasi itu, saya galau. Kemudian kami mencari kapal untuk mengantar kami ke Panamean dari Siregar. Naik kapal di danau Toba sekitar 45 menit. Sebuah kapal batu yang ukurannya kecil bersedia untuk mengantar kami ke Panamean.

Kami berangkat naik kapal batu kecil tanpa pengaman. Kapal batu itu tidak memiliki safety. Dalam kondisi ini saya khawatir karena kedua anak kami dan keponakan ikut dalam kapal. Dengan doa dalam hati kami berangkat menuju Panamean.

Sesampai di sana kami disambut luar biasa oleh keluarga ompung Saulina. Ternyata kami telah disambut dengan berbagai macam jenis makanan yang sangat saya sukai, khususnya makanan khas Batak yaitu naniura.

Setelah selesai makan, kami disuguhi buah mangga yang sangat cantik-cantik. Mangga yang mungil rasanya manis berwarna kuning kemerahan. Mangganya ranum sekali. Semua kami sangat suka makan mangga itu.

Salah satu anak ompung Saulina yang telah keluar dari Rumah Tahanan (Rutan) karena kasus pemotongan pohon durian tadi mengatakan, "Tulang, selama seminggu ini kami menjaga pohon mangga agar bebas dari monyet. Kami menjaga pohon mangga itu secara bergantian agar mangga ini ada sama tulang beserta keluarga".

Betapa terkejutnya saya dan istri mendengar pernyataan itu. Sejauh itukah pentingnya kami bagi mereka? Mengapa sampai begitu?

Pria separuh baya itu menjelaskan monyet di sini nakal. Mangga dan kadang makanan didapur sering dicurinya. Kalau pohon mangga tidak dijaga, maka semua mangga akan habis sebelum masak. Saya sangat terharu mendengarnya.

Karena kami sudah sore tiba di Panamean, angin bertiup kencang. Ombak di danau Toba cukup besar. Saya ragu akan pulang melihat ombak yang cukup tinggi. Tetapi dengan keyakinan akan pertolongan Tuhan, kami akan pulang.

Sebelum pulang, ompung Saulina menunjukkan sebuah tempat bahwa dia sedang menun ulos yang sangat bagus buat saya dan istri. Ulos untuk saya Pinunsaan dan Ulos Bintang Maratur untuk istri saya. Di usianya 92 tahun ketika itu secara khusus menenun ulos buat saya dan istri.

Saya bertanya kepada ompung Saulina mengapa dia dan anak-anaknya begitu antusias kepada saya?

Ulos Pinussa dari ompung Saulina (dok pribadi) 
Ulos Pinussa dari ompung Saulina (dok pribadi) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun