Sebelum menelpon Kadisdik Samosir pak Rikardo Hutajulu,  saya ingat bahwa  Dominikus Situkkir juga  lulus di  Yasop  Balige. Saya telpon  ketua  Yasop dr. Tota Manurung agar dibantu.  Sebelumnya, saya sudah menceritakan kisah anak-anak Danau Toba yang hebat kepadanya.  Bantu mereka nanti dokter, pintaku sejak lama.  Dokter Tota Manurung menyanggupi hingga lulus SMA dan kini lulus di ITS.
Ketika pandemi mereka belajar daring.  Dominikus terpaksa  belajar dari Sidikalang karena sinyal  di rumahnya kacau balau.  Dominikus  belajar daring di Sidikalang dan juga bimbingan test dibiayai  oleh sponsor yang dibantu oleh dokter Tota. Terima kasih dokter Tota atas kebaikan hatimu.  Betapa banagganya kita melihat adik kita Dominikus Situngkir akan ke Surabaya untuk menggapai cita-citanya.
Kisah anak-anak Samosir ini hendak menyampaikan bahwa pejabat membiarkan anaknya bertumbuh dengan mandiri.  Sikap itu yang diberikan pak Rikardo Hutajulu yang kini  menjadi Kadisdik Toba.  Dominikus  Situngkir memberikan inspirasi bahwa kehidupan ekonomi  orang tua yang sederhana tidak menjadi hambatan untuk meraih cita cita dan tentu saja hati yang mulia dari ketua Yayasan  Soposurung dokter Tota Manurung yang sangat mulia.  Dominicus memilih Del dan tidak  ada uang membayar  pendaftaran Rp 19 juta tetapi Yasop menerima Dominikus dengan suka cita.
Pendidikan memang membutuhkan semangat  Dominikus, hati seperti dokter Tota, cara mendidik seperti pak  Rikardo Hutajulu.  Kini orang tua Domikus masih tetap galau, apakah Dominikus akan lulus dari ITS dan menjadi anak hebat? Itulah doa kita bersama.  Kiranya, makin banyak kisah anak-anak  Indonesia  seperti Dominicus dan Patricia agar ada bahan tulisan saya. Saya suka menuliskan kisa ini dengan harapan menginspirasi pembaca.  Salam hangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H