Siapa saja boru Batak yang masih seperti itu?. Istri saya yang sangat rasional, cerdas, berbudi pekerti luhur, ibu teladan, pelayan Tuhan, alumni teknik Universitas Indonesia juga seperti itu.  Ada apa dengan  dengan salon? . Â
Bukankah boru Batak sudah cantik kali tanpa salon itu?  Bahkan aneh kulihat parasnya ketika  sudah keluar salon. Bisa tak kenal kita dabah.  Jujur, tak cantik pun kulihat.  Biasa biasa saja. Kita juga bisa jual mahal, kan?  Mengapa? Sebab saya pengagum kebaikan hati, kecerdasan, rasional dan tampil apa adanya. Â
Bukan pengagum produk salon yang meyulitkan itu. Kalau sudah disalon, jalan susah, kepala berat, bedak tebal, macam-macam.  Merubah wajah  penampilan tidaklah esensial dalam memaknai  kehidupan.
Bagi saya, perempuan Batak adalah makhluk yang teramat hebat.  Perempuan Batak adalah pejuang sejati untuk keluarga dan bangsa yang kita cintai ini.  Kita melihat dan mendengar betapa hebatnya perempuan Batak itu, terutama mendidik anak. Tetapi  dalam tulisan ini  saya  sengaja menulis sisi lain lucunya atau kekonyolan  perempaun  Batak di salon.Â
Bagaimana tidak konyol, tidak ikut pemberkatan nikah karena terlambat di salon?   Cerita ini akan saya kaitkan dengan makna Jumat Agung yang seringkali  kehilangan makna yang utama. Â
Perempaun (boru) Batak dalam cerita itu adalah untuk  mengikuti acara  pernikahan di gereja. Tetapi,  terlambat bahkan tidak ikut  karena ke salon.Â
Demikian juga kita memaknai Jumat  Agung yang bisa saja kehilangan makna karena  fokusnya berbeda.  Fokus ke pakaian atau penampilan?  Boru Batak seolah fokus tampil cantik di acara pernikahan, faktanya acara pemberkatan selesai baru salon selesai.
Hari ini kita merayakan Jumat Agung.  Jumat Agung adalah puncak  makna kekristenan.  Kita memaknai pengorbanan  Yesus  di kayu salib. Yesus mati untuk kita.  Yesus mati untuk membayar  lunas dosa kita.  Malas beribadah, malas berdoa atau malas apapaun, tetapi makna sesungguhnya adalah bahwa kita percaya bahwa kematian Yesus  untuk membayar dosa kita. Â
Sebaliknya, rajinpun kita beribadah dan berdoa dan lainya, tanpa makna yang dalam tentang kematian Yesus adalah kesiasiaan belaka.  Kini kita telah dimerdekakan  oleh darahnya yang kudus.  Makna terdalam  dari iman kristen adalah kematian Yesus di kayu salib.  Yesus mati untuk kita dan bangkit untuk kita.  Yesus bangkit untuk umat manusia. Terima kasih Tuhan engkau telah mati dan bangkit untuk kami.
Selamat Paskah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H