Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pergumulan Guru dari Kawasan Danau Toba di Masa Pandemi

16 Agustus 2021   18:18 Diperbarui: 16 Agustus 2021   18:23 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap hari saya selalu cek semua kelas online. Setiap hari  saya motivasi  guru dan siswa saya. Tapi kurangnya perhatian orang tua adalah kendala terbesar kami.  

Saya pegang dua kelas online   karena kekurangan guru. Saya selalu umumkan nilai siswa dan selalu kasih penghargaan bagi siswa yang semangat belajar. Saya selalu mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya bagi orang tua siswa kami yang selalu sabar dan setia memberikan semangat  dan   pendampingan kepada anak anak dalam belajar online.

Saya buat perubahan kecil di fisik sekolah dan dimental siswa. Saya juga bilang ke teman-teman guru  agar  jangan lagi mengajar seperti zaman penjajahan. Anak-anak jadi takut sama guru.  

Saya sering  bingung ,  karena siswa lebih dekat dengan kepala  sekolah daripada wali kelas nya.  Ditempat saya anak- anak jarang ada uang jajan. Kadang saya bagun kedekatan dengan cara mengajak  mereka jajan. Memberikan hadiah biarpun murah. Tapi mereka senang sekali.

Saya sampai pusing juga, sebab  mereka sering mau video call  untuk menanyakan kesehatan saya.  Anak anak di pedesaan lebih mudah sebenarnya membuat pendekatan. Dan mereka sepertinya kurang perhatian. Karena orang tua yang sibuk bekerja ke ladang. Bahkan anaknya diajak ke ladang saat jam sekolah.

Saya sering kesal kepada orang tua yang memprioritaskan bekerja ke ladang.  Itu sebabnya saya pernah marah-marah  dengan orang tua siswa.  Tapi syukurlah sekarang tidak seperti itu lagi. Sebagian orang tua sudah berubah.

Berulangkali say abaca  cerita ibu guru itu. Tertegun dengan pergumulan batinya untuk  mendidik anak-anaknya.  Dari cerita guru itu jelaslah  bahwa orang tua menjadi kunci  suksesnya pendidikan siswa dimasa pandemi. Selain guru, orang tua dan semangat siswa dibutuhkan  bantuan pemerintah pusat dan daerah.    

Pemerintah pusat perlu menangani  persoalan internet dengan cara membantu sekolah --sekolah dalam hal penyediaan internet agar  pulsanya gratis.  Demikian juga  bantuan laptop atau handphon bagi keluarga yang anaknya  banyak tetapi tidak mampu membeli handphon.  

Dalam perayaan 76 tahun Indonesia merdeka, betapa bahagianya kita melihat perjuangan guru seperti cerita guru dari Kawasan Danau Toba berjuang untuk memerdekakan anak-anak Kawasan  Toba  dari kesulitan.  Kiranya makin banyak guru yang memerdekakan siswa di Indonesia. Merdeka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun