Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kehadiran Negara di Tengah Kegagalan Warga Negara

9 November 2020   15:50 Diperbarui: 9 November 2020   15:56 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana agar belajar itu seru bagi anak. Belajar seru dan belajar kritis dan greget untuk belajar.   Suasana kondusif jika ada fasilitas Negara dan guru yang ditugaskan Negara semua asyik mengajar.  

Gurunya seru, pelajarannya seru dan  serius meraih masa depan dengan prestasi. Prof Yo  membawa Indonesia berulangkali menjuarai Olimpiade Sains.

Pendekatan pendeta Lumy untuk anak marginal  di Jakarta juga sejatinya bisa menjadi model pemerintah  untuk memenuhi kebutuhan anak-anak marginal. Bagaimana kiat membuat anak marginal menjadi sarjana, kreatif  dan inovatif untuk berkontribusi bagi bangsa dan Negara. 

Pedekatan anak marginal  dalam rangka memutus keberlanjutan kesenjangan sosial  dan berkontribusi bagi Negara adalah kebijakan yang amat penting. Jika masalah sosial berkelanjutan akan  menjadi beban Negara.

Kementerian Sosial yang identic dengan pembagian sembako  harus diubah program prioritas menjadi pendekatan  pendidikan bagi anak marginal dengan metode yang menyenangkan. 

Jika pendidikan  formal dan non formal mampu menjadikan dunia pendidikan yang  asyik, seru dan menyenangkan akan  menghasilkan anak-anak bangsa yang kreatif. 

Anak-anak orang miskin dan dianggap bodoh  seperti yang dilatih pak Yo  harus diambil kebijakan oleh Negara untuk menyekolahkan hingga berhasil sehingga memberikan kontribusi bagi Negara dan tidak menjadi beban Negara.

Negara harus hadir menjadikan anak-anak korban kekerasan keluarga, bulling, terabaikan,  korban perceraian dan semua anak bangsa yang hampir putus harapan menjadi anak-anak cerdas untuk memberikan kontribusinya bagi Negara.  

Sebaliknya, jika anak-anak itu dibiarkan begitu saja maka beban Negara terus menerus secara berkelanjutan.  Tidak sulit memberikan jawaban akan persoalan sosial melalui pendidikan. 

Syaratnya adalah dimulai dari hati yang berpihak dan komitmen membangun bangsa kita tercinta.  Seorang warga Negara bisa saja gagal tetapi  Negara harus  hadir untuk  anak warga Negara yang gagal. Pendekatan pendidikan bagi anak menjadi kunci seperti pendekatan pak  Yo dan pendeta Lumy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun