Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pulanglah Kalau Rindu Papa

25 Oktober 2020   07:16 Diperbarui: 25 Oktober 2020   07:24 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Putriku mengatakan, "jika benar papa sayang sama aku, maka jangan sakiti mamiku". Menyakiti mamiku, sama saja menyakitiku.  Papa itu, tidak bisa membedakan perasaan wanita.

Dok pribadi 
Dok pribadi 

Suatu sore, saya bertanya kepada putri saya. Menurutmu, siapa lebih cinta antara papa dan mama?. Menurutnya mamanya cinta bangat sama papanya. Karena itulah, papa tidak peka sama mama. Mamanya katanya bucin.  Apa itu bucin?. Budak cinta, papa. Masa itu saja ngak tau sih?.  Masa sih?. Bukannya aku cinta kali sama mamamu?. Ngaklah, sanggahnya dengan cepat.

Jika dalam buku-buku bacaan atau artikel  bahwa orang tua harus  memberikan keteladanan, konsistensi, sedikan waktu, bijaksana dan seterusnya. Dalam hidup saya terbalik. Saya yang harus belajar  keteladanan, konsistensi, saya butuh waktu anak saya buat saya.  Keuletan, disiplin, kerja keras seperti latihan dance,  belajar musiknya, belajar bahasa dan tanggungjawabnya, maka saya yang harus belajar kepadanya. Saya butuh perhatianya. Saya butuh cintanya.

Pertanyaan saya tiap  hari kepada putri saya yang  11 tahun itu adalah apakah engkau sayang papa?. Menurutku, aku yang butuh kasih saying dan perhatiannya. Sebel, jika putriku tak mau kuajak makan malam atau jalan-jalan untuk menikmati alam atau kemana saja yang dia mau. 

Jadi, saya ini orang tua yang haus kasih saying anak dan mau belajar kepada putriku dan putraku. Kalau putraku harus saya awasi.  Kalau tugas saya hanya satu, "mengawasi pemakaian gadget".  

Itupun, mereka protes, karena kata mereka, saya lebih parah.  Kritik mereka benar, tetapi saya bilang, 'saya lakukan itu urusan kerja.  Emang ada urusan kerja di medsos, pak?. Adalah jawabku sambil menunjukkan apa yang saya lakukan. Apa yang saya lakukan sesungguhnya ada unsur pembenaran diri juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun