Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Covid-19 Membuat Kehidupan Menjadi Lucu

6 Oktober 2020   11:11 Diperbarui: 6 Oktober 2020   11:25 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: katakata.pro

Setelah diurut dan dibekam, mereka ngopi dengan beberapa tetangga lain di kedai kopi samping rumah, termasuk tukang urut yang melakukan bekam itu.  Mereka minum kopi, makan gorengan, dan tiba-tiba datang telpon dari Rumah  Sakit tempatnya bekerja. Isi telpon itu mengatakan bahwa yang bersangkutan positif Covid19 hasil SWAB dan segera akan dijemput  Rumah Sakit (RS) untuk diisolasi.

Mendengar cerita itu, mereka yang sedang cerita penuh canda berubah menjadi ketakutan, terutama si tukang urut dan bekam. Kopi dan gorengan tidak ada lagi yang menyentuh. Suasana menjadi kelam. 

Dalam suasana kelam, sebuah mobil datang untuk menjemputnya.  Semua mata melihat mobil yang menjemput dan suasana takut dan sedih. Tetangga itupun pergi, kami menelpon pak Haji petugas rapid test  supaya tukang urut dan  semua yang minum kopi bersamanya di rapid test. 

Alhamdulilah, semua negatif dan semua sehat-sehat saja, katanya.  Ketika tetangga itu sudah pulang dari isolasi dan semua  yang hadir di tempat minum kopi ketika itu  jumpa, terbahak-bahak mengingat cerita itu. Kami saling memaafkan, jika sikap saling menjauh ketika itu kami lakukan. Kami tak mengerti bagaimana bersikap, karena ketakutan. Kini, kami saling memaafkan.

Cerita lain adalah tetangga nya  yang jualan kopi. Ada pelanggan minum kopinya terpapar Covid19. Saya selaku ketua RT meminta kedai kopinya ditutup saja dulu. Pemilik kedai kopi tidak mau dan mengatakan, " jika kututup kedai kopi ini maka aku mati tidak makan, sekalian saja mati karena Covid19".  Saya selaku ketua RT tak berdaya, katanya.  

Dua minggu lalu katanya, dia sholat ke masjid. Saya mengenal tetangga yang kuduga postif  Covid19.  Dia datang mendekati saya,  dan saya pun pindah untuk menghindar. Dia menceritakan sambil ketawa.   Imanku sudah hilang karena Covid19. Masa gara-gara ada orang datang, saya pindah? Sikap yang berlebihan atau waspada, tidak jelas lagi. Padahal, itu dalam masjid, ceritanya dengan semangat.

Tetangga saya ada lagi yang usianya 80 tahun. Dulu, bapak itu paling rajin beribadah. Pagi, siang dan malam beribadah. Sejak Covid19 tidak pernah lagi.  Orang usi uzurpun takut Covid19.  Ada lagi tetangganya yang rambutnya gondrong tidak dipangkas sejak Covid19.  Dia takut pergi mencukur rambut dengan berbagai alasan.  Jika saya melihat gondrongnya,  lucu sekali. Pensiuanan pegawai Lapas berambut gondrong itu  tidak pernah keluar rumah. Keluar rumah jarang sekali bersama istrinya yang berjuang dengan asma.

Banyak sekali cerita-cerita sedih yang berujung lucu setelah sembuh. Cukup banyak yang terpapar Covid19 tetangganya, dan semua sembuh total.  Menurutnya, Covid19 ini telah membuat kita berpikir berlebihan.  Kita tak lagi bisa tenang.  Ketika dia menceritakan  bahwa Covid19 membuat kita berlebihan, saya menceritakan bahwa saya pernah mengalaminya. Ketika kuatir, saya ciumi berbagai macam makanan atau obat-obatan untuk menguji apakah saya kehilangan penciuman. Saya seperti orang gila, ceritaku. Dia pun ketawa lepas atas pengakuan jujurku. 

Malam makin larut,  kamipun menyudahi pembicaraan. Kami menyimpulkan bahwa jangan terlalu takut berlebihan dengan Covid19. Cukup waspada dan taat akan protokol kesehatan.  Menurutnya hampir semua tetangganya sembuh dengan istirahat yang banyak, minum vitamin C  dan menenangkan hati dan pikiran. Kita waspada dan berserah kepada Tuhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun