Dalam rangka siapa yang dipilih  dalam Pilkada 9 Desember 2020, maka kita bedah isu dan perilaku tiga kandidat di Samosir yaitu pasangan Vandico Gultom-Martua Sitanggang,  Marhuale Simbolon-Guntur Sinaga dan Rapidin Simbolon-Juang Sinaga. Dalam konteks pembahasan ini  akan dibahas Calon Bupati saja agar memudahkan kita.Â
Sebab tulisan ini hanyalah memudahkan pembaca untuk menggunakan taksonomi Bloom untuk membantu para pemilih untuk memilih yang terbaik  pada tanggal 9 Desember 2020.  Sebab, dalam penerapan  Taksonomi Bloom dalam politik akan  berbeda dengan penerapan dalam dunia Pendidikan.
Dalam konteks politik, ada perhitungan lain bagi pemilih seperti  tingkat elektabilitas yang akan kita pilih. Jika kita pilih  kandidat yang terbaik, ternyata peluang terpilihnya rendah, maka pilihan kita tidak begitu berdampak terhadap kebijakan pemerintah yang akan memimpin anda di daerah.  Jadi, suka atau tidak suka maka pertimbangan tingkat elektabilitas harus  menjadi pertimbangan penting.
Jika kita melihat Vandico Gultom dengan usianya yang  masih 28 tahun  berani maju menjadi Calon Bupati dengan dukungan  mayoritas partai  dengan posisi 17 kursi dari 25 kursi di DPRD Samosir adalah spektakuler.
Ketika menyeleseikan skripsinya dari Institut Teknologi  Sepuluh November (ITS), Vandico sudah memilih Samosir sebagai tempat penelitian.  Alasan memilih Samosir sebagai tempat penelitian sudah bagian dari afektif Vandico.
Dengan kata lain,  sudah ada pergumulan dihatinya untuk Samosir. Vandico memulai dari memilih Samosir  sebagai tempat penelitiannya.  Judul penelitian dalam skripsinya adalah, " Studi Kelayakan Perubahan Status Jalan Provinsi  Menjadi Jalan Nasional  Dengan Hirarki Arteri Primer  Ditinjau  dari   Segi Dampak ekonomi di Ruas Jalan Tele-Pangururan Kabupaten Samosir.
Sejak mahasiswa Vandico Gultom sudah tertarik dan membangun hubungan emosional.  Topik penelitian ini sangat menarik  dan perlu menjadi  pemikiran bagi pengambil kebijakan apakah status jalan berpengaruh terhadap ekonomi rakyat.
Vandico Timoteus Gultom menjadi fenomenal karena diusinya yang sangat muda langsung tertarik ke politik dan mau menjadi pelaku politik.  Sebab, banyak anak-anak milenial  seperti Vandico lebih memilih kepada kenikmatan hidup di kota dan berkeliling ke luar negeri untuk menikmati hidup.
Pertanyaannya adalah mengapa Vandico Timoteus Gultom selama pandemi keliling Samosir untuk bercakap-cakap dengan rakyat?
Dengan bangganya  Bersama rakyat ke desa-desa tanpa henti.  Tidakkah Vandico bisa menikmati kota dengan kenyamanannya?.  Selama di Samosir Vandico Gultom  meninggalkan kenyamanannya di kota dengan Bersama rakyat dengan segala konsekuensinya.
 Isu yang dilemparkan Vandico Gultom  adalah bahwa  Pemerintah Samosir (Pemkab)  Samosir jangan mengandalkan Anggaran Pendapat Belanja Daerah (APBD).  Isu yang disampaikan  Vandico Gultom sangat menarik, sebab selama ini kesan pekerjaan Pemkab Samosir adalah hanya untuk menghabiskan APBD saja.