Selain kesempatan belajar menyampaikan pokok-pokok pikiran ke rakyat, Timses mendapatkan orang-orang baru di berbagai daerah. Tiap hari berjumpa dengan orang baru tentu pengalaman yang penuh makna. Di tempat baru kita berimprovisasi agar kita bisa diterima orang baru.
Tahun 2019 saya menjadi salah satu Timses salah satu Caleg DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Utara (Sumut 2). Caleg yang saya dukung terpilih menjadi anggota DPR.Â
Ketika terpilih, saya merasa bangga karena janji-janjinya ditepati dengan baik. Orang yang saya dukung itu lebih semangat ketika reses DPR dibandingkan ketika kampanye. Melihat itu, saya merasa senang sekali.
Di Dapil Sumut itu ada 19 Kabupaten kota yaitu Kabupaten Toba, Taput, Samosir, Humbanghas, Tapteng, Kota Sibolga, Kota Sedempuan, Kab Madina, Tapsel, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Labura, Kab Labuhan Batu Selatan, Labuhan Batu , Kota Gunun Sitoli, Kab Nias, Nias Selatan, Nias Utara dan Nias Barat.Â
Betapa luasnya wilayah yang harus dikelilingi. Memang ada wilayah prioritas, tetapi wilayah itu saya kelilingi. Di setiap tempat ada pengalaman baru.Â
Pengalaman baru ini menambah pengetahuan tentang budaya, sosiologi masyarakat, anthropologi yang berbeda dan berbagai wawasan baru kita dapatkan. Ketika itulah saya rasakan penambahan pengetahauan yang sesungguhnya. Pengetahuan nyata dan konkrit.
Sebelum menjadi anggota Timses, apa saja yang harus dipersiapkan? Bagaimana dengan pekerjaan kita?. Bagaimana cara mengatasinya?. Hal yang harus dipersiapkan adalah tanyakanlah hati nuranimu agar motivasi memberikan dukungan jelas.Â
Motivasi sangat mempengaruhi apakah kita menikmati atau tidak selama Timses. Tanamkan dalam hatimu bahwa apa yang kita lakukan itu adalah mendukung orang yang akan menegakkan pedang (kekuasaan) untuk keadilan. Menjadi Timses bukan pekerjaan main-main, tetapi keseriusan membangun demokrasi. Membangun demokrasi yang baik merupakan kontribusi yang amat penting dalam berbagsa dan bernegara.
Ketika motivasi diri telah diluruskan, pikirkan bagaimana dengan pekerjaan atau usaha yang kita miliki. Bagaimana sinkronisasi kerja atau usaha kita sekaligus kegiatan Timses.Â
Jangan sampai gara-gara Timses pekerjaan atau usaha kita kacau balau yang akan mempengaruhi kehidupan keluarga kita. Pengalaman saya ketika Timses, saya bicarakan dengan pimpinan kantor saya agar diberikan fleksibiltas kerja.Â
Ketika itu saya berbasis kinerja bukan absensi. Pekerjaan saya kendalikan dari lapangan. Dengan demikian, tidak jadi masalah. Pekerjaan kita merupakan bagian dari wibawa kita sebagai Timses. Jangan sampai persepsi orang, Timses sebagai tempat mencari rejeki.