Di Kualanamu misalnya, apa gunanya validasi? Kalau harus validasi, para petugas di masing-masing maskapi saja. Jika validasi disatu titik, dipastikan mengular dan membludak. Pasti muncul konflik? Mengapa muncul konflik, karena ada yang buru-buru dan berbagai ulah penumpang. Jadi, kegiatan validasi di satu titik di Kualanamu adalah tindakan konyol. Apakah para pengambil kebijakan di Kualanamu tidak rasional?  Rasionalitas dalam  kondisi waspada adalah mutlak. Perhitungan yang rinci dan menganilisis segala kemungkinan dan menyiasatinya sangat mendesak.
Kita menyadari semua pihak kesulitan karena Covid19. Tetapi semua kebijakan tidak kontradiksi. Di satu sisi  validasi untuk kenyamanan, tetapi validasi menimbulkan kekacauan.  Silahkan lakukan validasi, tetapi validasi di berbagai titik.  Validasi idealnya di tempat check-in saja. Dengan demikian, protokol  kesehatan berjalan dengan baik.
Koordinasi pihak maskapai, Angkasa Pura 2 dan semua stakeholder harus berkoordinasi. Masa, dipapan pengumunan on schedule, tetapi pihak maskapai bilang pengumuna itu  dari pihak bandara bukan dari maskapai.  Kita memang kesulitan, karena itu koordinasi menjadi kunci kenyamanan penumpang. Kesulitan itu muncul kadang karena kita penyebabnya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI